TEMPO.CO, Port Moresby--Peter O'kemarin dilantik sebagai perdana menteri baru Papua Nugini, Jumat 3 Agustus 2012. Pelantikan ini mengakhiri dualisme kepemimpinan antara O'Neill dan Michael Somare selama satu tahun terakhir di negara tersebut.
O'Neill terpilih setelah meraup 94 suara di parlemen, beberapa jam sebelum pelantikan. "Ini adalah momen bersejarah bagi Papua Nugini," kata O'Neill kepada wartawan di Gedung Gubernur Jenderal Papua Nugini. "Dengan bangga saya mengumumkan bahwa pemerintahan Papua Nugini kini telah terpilih."
Kemenangan pria 46 tahun itu semakin terasa manis karena rival politiknya, Somare, kini justru berbalik menjadi sekutu. Perseteruan keduanya pecah pada 2 Agustus 2011 setelah anggota parlemen sepakat memilih O'Neill untuk menggantikan Somare yang tengah sakit dan dirawat di Singapura.
Tak terima dengan putusan itu, Somare berhasil mendapatkan dukungan Mahkamah Agung. Peradilan tertinggi Papua Nugini memutuskan pada Januari 2012 bahwa pergantian kepemimpinan tidak sah. Namun O'Neill menolak turun dari jabatan perdana menteri.
Pada satu titik, Papua Nugini sempat memiliki dua perdana menteri dan dua pemerintahan yang sama-sama mengaku berhak atas kekuasaan. Tetapi pada pemilihan parlemen kemarin, O'Neill dan Somare memasuki gedung wakil rakyat bersamaan. Keduanya juga berjabat tangan hangat setelah pengumuman kemenangan O'Neill.
Rekonsiliasi keduanya berkat campur tangan mantan perdana menteri Paias Wingti dan Julius Chan. Kedua politisi itu berhasil membujuk Somare dan partai-partai lain untuk memberikan dukungan kepada O'Neill. Apalagi partai Kongres Nasional pimpinan O'Neill mendapat kursi mayoritas di parlemen.
Selain melantik perdana menteri baru, Gubernur Jenderal Papua Nugini Michael Ogio juga melantik ketua parlemen baru, Theo Zurenuoc. Bintang lain dalam pelantikan kali ini adalah dua anggota parlemen wanita Papua Nugini yakni Delilah Gore dan Loujaya Toni.
SYDNEY MORNING HERALD | REUTERS | ABC NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita lain:
Pulang Setelah 23 Tahun Dinyatakan Meninggal
Psikiater Ingatkan Seminggu sebelum Joker Beraksi
Obama Diledek untuk Belikan Michelle Es Krim
Iran Izinkan Taliban Buka Kantor di Zaheda
Trio Al-Qaeda Ditahan Polisi Spanyol
Kofi Annan Mundur Sebagai Utusan PBB-Liga Arab
Berita terkait
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur
26 Mei 2019
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu setelah berminggu-minggu desakan dari lawan politiknya.
Baca SelengkapnyaPNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia
30 September 2016
Papua Nugini menegaskan kembali sikapnya bahwa Provinsi Papua merupakan bagian integral dari Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaEks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura
9 September 2016
Pengadilan Singapura menyatakan pendiri Papua Nugini yang juga presiden pertama PNG, Michael Somare, menerima dana pencucian uang sebesar Rp 10,2 miliar.
Baca SelengkapnyaSekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini
30 Mei 2016
Sekretaris Jenderal ULMWP, organisasi payung seluruh organisasi perjuangan kemerdekaan Papua, Octovianus Mote, ditolak masuk Papua Nugini.
Baca SelengkapnyaDituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur
26 Mei 2016
Para mahasiswa Papua Nugini mendesak Perdana Menteri Peter O'Neill mundur karena terlibat korupsi.
Baca SelengkapnyaPapua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination
26 Mei 2016
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengatakan pimpinan forum Pasifik ingin Papua menentukan nasibnya sendiri (self-determination).
Baca SelengkapnyaPapua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia
27 April 2016
Selama ini, Australia membayar Papua Nugini dan pulau milik bangsa Nauru untuk didirikan kamp penahanan pengungsi.
Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan
26 Februari 2016
Polisi Papua Nugini menembak mati 11 tahanan dan melukai 17 lainnya saat mengejar tahanan penjara yang kabur.
Baca SelengkapnyaBagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia
27 Januari 2016
Polisi minta bayaran untuk mengusut perkosaan.
Dua WNI Disandera di Papua Nugini
14 September 2015
Komunikasi intens dijalin antara Konsulat RI Vanimo dan militer Papua Nugini terkait dengan sandera dua WNI di Papua Nugini.
Baca Selengkapnya