Amerika Perpanjang Sanksi Ekonomi Myanmar

Reporter

Editor

Sabtu, 4 Agustus 2012 04:33 WIB

Sejumlah warga Rohingya terlihat di antara rumah yang terbakar saat terjadinya bentrokan antara kaum Buddha Rakhine dan Muslim Rohingya di Sittwe, Myanmar, Minggu (10/6). REUTERS/Staff

TEMPO.CO, Washington― Parlemen Amerika Serikat, Kamis lalu, memperpanjang larangan impor dari Myanmar untuk setahun mendatang. Keputusan ini diambil anggota Senat maupun Kongres Amerika secara terpisah. Langkah ini dilakukan untuk memastikan Myanmar meneruskan reformasi yang tengah berlangsung.

"Keputusan ini semoga menjadi sinyal kuat bagi pemerintah Myanmar," kata Joe Crowley, anggota parlemen Amerika asal Partai Demokrat. Salah satu masalah yang masih menjadi perhatian Amerika Serikat, menurut Crowley, adalah kekerasan sektarian terhadap etnis minoritas muslim Rohingya di Myanmar.

Dukungan dunia internasional bagi Rohingya pun terus berdatangan. Ketua Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla, mendesak negara-negara ASEAN turun tangan dalam penyelesaian kasus etnis Rohingya ini.

"Sebagai salah satu anggota ASEAN, Myanmar perlu tekanan politik dari anggota lain," ujar Kalla di sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan 42 organisasi non-pemerintah (NGO) internasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat 3 Agustus 2012.

Untuk jangka pendek, tutur Kalla, hal terpenting yang harus segera dilakukan adalah mengupayakan agar bantuan bagi warga Rohingya dapat disalurkan. “Dana yang terkumpul sudah cukup banyak. Qatar saja menyediakan US$ 200 juta. Tapi, bagaimana caranya dana ini bisa sampai?” ucap Kalla.

Sementara itu, harian pemerintah New Light of Myanmar kemarin melaporkan bahwa pelapor khusus hak asasi manusia PBB untuk Myanmar, Tomas Ojea Quintana, telah menemui lima staf PBB yang ditahan di penjara Burthidaung, Negara Bagian Arakan, Rabu lalu. “Pertemuan itu juga dihadiri para pengacara terdakwa,” tulis harian tersebut.

Kelima terdakwa itu ditangkap di Kota Maungtaw saat kekerasan sektarian antara warga lokal Arakan dan etnis Rohingya merebak pada Juni lalu. Tuduhan terhadap mereka--termasuk lima anggota lembaga kemanusiaan internasional yang turut ditahan―belum diketahui.

Namun, Menteri Perbatasan Myanmar, Thein Htay, menuding tiga staf lokal Badan Dunia untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) terlibat dalam kekerasan sektarian yang menewaskan sedikitnya 80 orang itu. “Kami memiliki bukti kuat bahwa mereka terlibat dalam kerusuhan,” Thein Htay menegaskan.

Dari Indonesia, 14 pengungsi Rohingya ditangkap pihak Imigrasi Kupang, Nusa Tenggara Timur, kemarin dinihari, saat menunggu kapal untuk berlayar mencari suaka ke Australia. Mereka terdiri atas 10 pria dewasa, 2 wanita, dan 2 anak balita.

MIZZIMA | CHANNEL NEWS ASIA | YOHANES SEO (KUPANG) | MASRUR (KUALA LUMPUR) | SITA PLANASARI AQUADINI

Berita lain:

Pulang Setelah 23 Tahun Dinyatakan Meninggal

Psikiater Ingatkan Seminggu sebelum Joker Beraksi

Obama Diledek untuk Belikan Michelle Es Krim

Iran Izinkan Taliban Buka Kantor di Zaheda

Trio Al-Qaeda Ditahan Polisi Spanyol

Kofi Annan Mundur Sebagai Utusan PBB-Liga Arab

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya