KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Reporter

Editor

Minggu, 29 Juli 2012 16:29 WIB

Sejumlah wanita suku Rohingya, yang bisanya tinggal di perbatasan Myanmar Bangladesh, berjalan untuk mengambil air di kamp pengungsian di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto disiarkan hari ini (13/3). AP/Pavel Rahman

TEMPO.CO, Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) didesak untuk membahas nasib warga Rohingya di Provinsi Ranikhe, utara Myanmar. Desakan itu datang dari Tunisia menjelang KTT, yang rencananya dihadiri para kepala negara dan pemerintahan negara Islam yang akan diselenggarakan di Jeddah, Arab Saudi, pada 14-15 Agustus mendatang.

Permintaan Tunisia sudah disampaikan resmi pada Jumat, 27 Juli 2012 lalu, di Jenewa, Swiss, pada komunike perwakilan tetap OKI di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Permintaan ini, menurut keterangan pers Kementerian Luar Negeri Tunisia, mendapat dukungan dari berbagai negara Islam dan Arab, seperti Mesir, Maroko, Libya, Iran, dan Sudan.

"Tunisia menyuarakan keprihatinan mendalam atas ketegangan yang terjadi di Myanmar serta mengutuk kekerasan terhadap minoritas muslim di sana," demikian isi pernyataan tersebut.

Tunisia juga mendesak komunitas internasional untuk bertindak dan mencari solusi demi menyelesaikan kekerasan yang terus terjadi pada kaum minoritas muslim Rohingya. Walau minoritas, Tunisia yakin, etnis ini tetap memiliki hak atas keamanan, stabilitas, dan kerukunan di negaranya.

Perserikatan Bangsa-Bangsa sebelumnya menegaskan bahwa warga etnis Rohingya mengalami tindak kekerasan dan kejahatan kemanusiaan terburuk di dunia. Dewan HAM PBB menyatakan, setidaknya 78 orang dilaporkan tewas sejak kerusuhan pecah pada Mei lalu. Seribu dua ratus orang dinyatakan hilang dan 80 ribu mengungsi di sekitar Kota Sittwe dan Maungdaw.

Pemerintah Presiden Thein Sein menolak mengakui warga etnis Rohingya yang dianggap sebagai imigran ilegal. Diperkirakan, 800 ribu warga Rohingya tinggal di Provinsi Rakhine, Myanmar, dan setidaknya 200 ribu lebih hidup di Bangladesh. Mereka tidak diakui kedua negara itu.

TAP | ARYANI KRISTANTI

Berita Terpopuler:
30 Persen Mahasiswa ITB dari Keluarga Kaya Raya

Dahlan Iskan Disindir Komnas HAM: Bisanya Urus Tol

Kristen Stewart: Dari Malu-malu ke Perselingkuhan

Runtuhnya ‘Tembok Tabu’ Olimpiade

NasDem Pede Kalahkan Demokrat di Pemilu 2014

AC Milan Permalukan Chelsea

Berpuasa di Kutub Utara

Demi Politik, Shevchenko Gantung Sepatu

Ahok Diserang Akun @cinta8168

Indonesia Didesak Selesaikan Masalah Rohingya

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

Partai Suu Kyi Boikot Pembukaan Sidang Parlemen

23 April 2012

Partai Suu Kyi Boikot Pembukaan Sidang Parlemen

Penyebabnya, tuntutan mengganti istilah "pengawal konstitusi" dalam sumpah anggota parlemen menjadi "hormat kepada konstitusi" tidak disetujui.

Baca Selengkapnya