TEMPO.CO, Oslo– Pemerintahan Suriah diyakini jatuh dalam waktu dekat setelah menyaksikan mobilisasi besar-besaran pasukan berikut peralatan perangnya serta gencarnya perlawanan terhadap pasukan pemberontak anti Presiden Bashar al-Assad.
"Pendapat saya, ini hanya soal waktu sebelum rezim yang menggunakan kekuatan militer demikian besar dan kekerasan melawan warga sipil yang tidak proporsional, ia akan jatuh," kata Jenderal Robert Mood, mantan kepala misi pemantauan Perserikatan Bangsa Bangsa.
Pertempuran yang sudah berlangsung 16 bulan itu telah menewaskan sekitar 19 ribu orang. Pertempuran besar-besaran awal pekan ini terjadi di Aleppo. Pasukan Assad mengerahkan kekuatan pasukannya termasuk menarik pasukan dari perbatasan Turki untuk menguasai kota nomor dua terbesar di Suriah.
Moor yang meninggalkan Suriah pada 19 Juli lalu menjelaskan setiap hari 15 orang tewas di satu desa, 400 orang simpatisan digerakkan untuk berperang, dan sekitar 100 orang menjadi petarung melawan pasukan Assad.
Moor juga menyinggung soal semakin banyaknya orang-orang di sekitar Assad yang membelot meninggalkannya. "Setiap menit Anda menyaksikan para aparat militer meninggalkan jabatannya di pemerintahan untuk bergabung dengan oposisi," ujarnya.
Begitupun ia mengingatkan bahwa kekuatan angkatan bersenjata Suriah masih jauh lebih kuat dibandingkan oposisi.
Mood yang saat memimpin pasukan pemantau PBB, memayungi 400 pasukan misi saat itu. Namun pasukannya gagal menghentikan perluasaan kekerasan. Mood mengakhiri tugasnya setelah mandatnya berakhir pada 20 Juli lalu.
Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa Navi Pillay mengatakan, laporan menyebutkan telah terjadi pembunuhan dan penembakan kepada sipil di Damaskus. Pillay mengatakan, pasukan rezim Bashar maupun oposisi melakukan kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang.
"Terjadi peningkatan penggunaan senjata berat, tank, helikopeter yang melakukan serangan dan dilaporkan bahkan pesawat tempur di kawasan pedesaan telah mengakibatkan tewasnya banyak warga sipil," ujarnya.
Pertempuran yang semakin sengit di Suriah membuat Palang Merah Internasional (ICRC) menarik seluruh stafnya keluar dari Damaskus.
TELEGPRAPH I INDEPENDENT I MARIA RITA
Internasional Terpopuler:
Kim Jong Un Ternyata Menikah Sejak 2009
Demi Nilai,Mahasiswi Rela Bercinta dengan Profesor
Berniat ke Toilet, Anak Ini Malah Terbang ke Roma
Ini Profesor Tey, Pemberi Nilai A dengan Bercinta
Pasien Meninggal, Kartu Kredit Dipakai Berbelanja
Mau Dijual, Rumah Ini 5 Kali Ditabrak
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya