TEMPO.CO, Washington - Tragedi penembakan Colorado yang terjadi pekan lalu ternyata membuat warga Amerika Serikat semakin waspada. Biro Investigasi Federal (FBI) Colorado mencatat semakin banyak warga mengajukan kepemilikan senjata meskipun pihak berwenang justru memperketat pemberian izin pembelian.
Berdasarkan data FBI Colorado, pihak berwenang telah memberikan izin pada 2.887 orang untuk membeli senjata pada Jumat sampai Minggu pekan lalu atau setelah insiden penembakan Colorado terjadi. Angka ini naik 43 persen dibandingkan sepekan sebelumnya, hanya 2.012 warga yang diberikan izin membeli senjata.
Pada hari Jumat dan Sabtu setelah insiden penembakan tersebut terjadi, FBI mencatat terdapat lebih dari 1.200 pemohon izin beli senjata. Pada bulan sebelumnya, hanya ada 929 izin diberikan pada warga untuk membeli senjata.
Petugas tidak memberikan penjelasan mengapa warga Amerika cenderung membeli senjata setelah tragedi penembakan dalam bioskop itu. Namun, pola seperti ini juga terjadi pada 2007, tepatnya setelah insiden penembakan Virginia Tech. Saat itu, setelah insiden penembakan, banyak warga AS mengajukan izin untuk membeli senjata. Insiden penembakan Virginia Tech menewaskan 33 warga, termasuk si pelaku.
Warga AS ternyata juga berlomba-lomba membeli senjata setelah insiden penembakan di Tuscon, Arizona, pada 2011 yang menewaskan enam orang dan 13 orang luka-luka. Beberapa toko penjualan senjata di Colorado, Amerika Serikat, tidak terkejut dengan lonjakan penjualan senjata. Toko senjata seperti Rocky Mountains Guns dan Ammo mencatatkan kenaikan penjualan.
“Penjualan meningkat, kelas menembak pun sudah terisi penuh untuk dua bulan mendatang,” kata salah satu penjual, Jake Meyers.
CNN | ANANDA W. TERESIA
Berita Populer:
J.K. Rowling Bangun Rumah 150 Ribu Pound Sterling
Jokowi Jualan Boneka Kotak-kotak
Korban `Petrus` 1982-1985 Capai 10 Ribu Orang
Hati-hati! Tanning Sebabkan Kanker Kulit Melanoma
Korban Teror Batman Melahirkan
Berita terkait
10 Tuduhan Baru untuk the Joker
20 September 2012
Sayangnya, petugas pengadilan menolak memberikan penjelasan ketika ditanya apa saja tuduhan baru yang dilayangkan ke pembantai Colorado itu.
Baca SelengkapnyaBerkostum Batman, Para Korban Hadiri Sidang Holmes
31 Juli 2012
Pelaku penembakan di bioskop Colorado, Amerika Serikat, James Holmes, resmi didakwa dengan 142 dakwaan.
Baca SelengkapnyaHolmes Hadapi Puluhan Dakwaan Pembunuhan
31 Juli 2012
Jaksa Carol Chambers meyakini bahwa Holmes, 24 tahun, bertindak dengan direncanakan terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaRambut Merah 'The Joker' Contek PSK Favoritnya
30 Juli 2012
Sang PSK berambut merah disewa dua bulan sebelum pembantaian Colorado.
Baca SelengkapnyaHolmes Bercinta dengan PSK Sebelum Penembakan
30 Juli 2012
Seorang PSK yang berbasis di Denver mengatakan kepada New York Daily News bahwa Holmes membayarnya untuk bercinta hanya seminggu sebelum pembantaian
Baca SelengkapnyaAksi 'The Joker' Maryland Berhasil Digagalkan
28 Juli 2012
Kepada majikan yang memecatnya ia menyatakan dirinya adalah seorang Joker yang 'akan meledakkan setiap orang'.
Baca SelengkapnyaTernyata James Holmes Pasien Psikiater Kampusnya
28 Juli 2012
Pelaku penembakan bioskop di Aurora, Colorado, James Holmes, berada dalam perawatan ahli penyakit jiwa sebelum penembakan.
Baca SelengkapnyaJoker Colorado Kirim Rencana Penembakan ke Kampus
26 Juli 2012
James Holmes ternyata telah mengirimkan detail rencana penembakan ke University of Colorado. Isinya gambar dan ilustrasi penembakan.
Baca SelengkapnyaKorban Teror Batman Masih Trauma Lihat The Joker
26 Juli 2012
Keluarga Situmeang ingin melupakan insiden ini dan kembali beraktivitas.
Baca SelengkapnyaThe Joker Colorado Sempat Mendaftar ke Klub Tembak
26 Juli 2012
"Aneh lagi, di bagian tanda tangan ia membubuhkan tulisan 'Cheers, James'," kata Rotkovich. "Siapa juga yang menulis 'Cheers' di tanda tangannya."
Baca Selengkapnya