Debat Kepemilikan Senjata Muncul Lagi

Reporter

Editor

Minggu, 22 Juli 2012 16:11 WIB

Petugas menunjukan barang bukti senjata api buatan PT Pindad diantara puluhan senjata dan peluru untuk dihancurkan di Rupbasan Klas 1 Bandung, Jawa Barat, Rabu (6/6). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO , Washington - Seperti halnya ketika terjadi peristiwa penembakan di Arizona, tragedi Colorado kembali mencuatkan perdebatan soal perlunya kepemilikan senjata api diperketat.

Amerika Serikat memang dikenal sebagai negara yang mengizinkan warganya memiliki senjata api dengan persyaratan tertentu. Namun, karena kuatnya hak-hak dan undang-undang kepemilikan senjata api ini, banyak yang memperkirakan tidak akan ada perubahan hukum soal ini.

Bahkan setelah terjadinya peristiwa penembakan brutal di bioskop Aurora, Denver, Colorado, baik kandidat Presiden Mitt Romney dari Partai Republik maupun Barack Obama yang saat ini menjadi Presiden Amerika Serikat dan menjadi calon presiden dari Partai Demokrat sama sekali tidak menyebut-nyebut masalah pengawasan kepemilikan senjata yang lebih ketat ini.
Berbicara soal pengawasan kepemilikan senjata yang lebih ketat ini dianggap bisa meracuni kampanye kepresidenan mereka.

Amerika Serikat akan melakukan pemilihan presiden ke-57 pada Selasa, 6 November 2012. Presiden dan wakil presiden Amerika Serikat yang baru akan terpilih pada 17 Desember 2012. Obama yang saat ini menjadi presiden akan maju ke putaran kedua masa jabatannya sebagai presiden. Saingan beratnya adalah Romney, mantan Gubernur Massachusetts.

Saat ditangkap, pelaku penembakan, James Eagan Holmes, 24 tahun, berada di halaman parkir di belakang gedung bioskop The Century 16, tempat kejadian perkara. Polisi menyita empat senjata api yang digunakan Holmes, yaitu senapan AR-15, Remington 12, dan pistol Glock kaliber .40. Satu senjata lagi, pistol Glock caliber .40, ditemukan di mobilnya.

Senjata-senjata berikut peluru-pelurunya, menurut Kepala Polisi Aurora, Dan Oates, dibeli pelaku dalam 60 hari terakhir lewat Internet. Di apartemennya, polisi juga menemukan bubuk mesiu dan bahan peledak lainnya.

“Semua amunisi yang dimilikinya dimiliki secara legal. Begitu juga semua senjata yang dimilikinya, dimiliki secara legal,” ujar Oates.

Hak kepemilikan senjata api di Amerika Serikat sangat dilindungi. Bahkan di Colorado hukumnya tidak terlalu ketat.

Setelah terjadinya peristiwa penembakan di Columbine High School pada 1999, pemeriksaan latar belakang pembeli memang diberlakukan. Namun, tidak ada larangan sama sekali terhadap pembelian senjata laras panjang atau pistol yang memiliki amunisi berkaliber tinggi.

Bahkan untuk pembelian senjata secara online, pendaftaran dan lisensi kepemilikan senjata api tidak diperlukan. Begitu juga pemeriksaan latar belakang penjualan senjata secara online tidak dibutuhkan.

Para pendukung adanya pengawasan yang lebih ketat menegaskan bahwa peristiwa di Colorado ini membuat sudah waktunya ada undang-undang yang lebih ketat tentang siapa-siapa saja yang boleh membeli senjata api dan jenis senjata api mana yang boleh mereka beli.

Wali Kota New York, Bloomberg, yang juga menjadi Wali Kota Melawan Senjata-senjata Ilegal, menantang para politikus untuk bersikap dan membuat undang-undang kepemilikan senjata api menjadi lebih jelas.

“Mungkin sudah saatnya dua orang yang saat ini berebut ingin menjadi presiden Amerika Serikat berani mengatakan kepada kita apa yang akan mereka lakukan,” kata Bloomberg di sebuah radio, Jumat lalu. “Karena sudah jelas, ini merupakan persoalan di seluruh negara bagian di negeri ini.”

Hasil jajak pendapat juga menunjukkan bahwa kebanyakan warga Amerika mendukung adanya undang-undang senjata yang lebih ketat. Ini membutuhkan political will yang kuat dan menjadi satu keputusan politik yang penting karena akan ada banyak orang lainnya yang akan menentang. Para penentang ini akan dengan lantang bersuara bahwa memiliki senjata api tidak dengan sendirinya akan menjadi penyebab utama terjadinya kekerasan senjata api.

REUTERS | ABC NEWS | WIKIPEDIA | GRACE S. GANDHI

Berita Terkait:

Obama Kunjungi Keluarga Korban di Colorado
Teror Batman Mengulang Insiden 13 Tahun Lalu
Warner Bros Tarik Iklan Batman di Televisi

Penonton Film Batman Dijaga Polisi

Teror Batman, Obama Batal Kampanye

Sembilan Penembakan Paling Brutal di Amerika

Data Korban Teror Batman di Indonesia, Belum Ada
Penembak Batman Mirip dengan Aktor Heath Ledger

WNI Korban Penembakan Batman Dioperasi

Batman Batal Tayang Perdana di Paris, Fans Kecewa

Detik-detik Menegangkan Penembakan Colorado

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya