TEMPO.CO, Kairo - Omar Suleiman, mantan Wakil Presiden Mesir saat Hosni Mubarak mengumumkan pengunduran dirinya, meninggal di rumah sakit di AS pada usia 76 tahun. Mantan Kepala Badan Intelijen Mesir ini mengalami masalah jantung dan paru-parunya terendam air yang menyebabkan terjadinya penurunan kesehatan secara drastis dalam tiga minggu ini.
Dia sebelumnya meninggalkan negaranya ke Jerman untuk alasan medis sebelum sampai sebuah pusat medis di Cleveland, Senin.
Suleiman meninggal Kamis dinihari dengan keluarga di sisinya di Cleveland Clinic. Pihak rumah sakit menyatakan kematiannya adalah karena komplikasi dari amiloidosis, penyakit yang mempengaruhi beberapa organ, termasuk jantung dan ginjal.
Jenazahnya diperkirakan tiba Jumat pagi di Mesir dan pemakamannya akan diadakan setelah salat Jumat, kata seorang kerabatnya.
Nama Suleiman mencuat di dunia internasional saat aksi demonstrasi yang berakhir penggulingan Mubarak. Dialah yang mengumumkan Mubarak telah mengundurkan diri jabatannya sebagai presiden dan menyatakan bahwa Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata akan menjalankan urusan negara pada Februari 2011.
Suleiman mencalonkan diri sebagai presiden, tetapi gagal untuk mengumpulkan cukup tanda tangan yang diperlukan untuk menjadi salah satu kandidat. Ia didiskualifikasi dari pemilihan oleh sebuah panel.
Pria yang memimpin intelijen Mesir sejak tahun 1993 ini lahir dalam kemiskinan di Kota Qena. Dia masuk akademi militer bergengsi dan terlibat dalam perang melawan Israel pada 1967 dan 1973. Pada Juni 1995, baik Suleiman dan Mubarak selamat dari upaya pembunuhan selama pertemuan puncak Afrika di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.
CNN | TRIP B
Berita lain:
Robot ''Teman Tidur'' Mulai Dipasarkan di Cina
Karyawan Restoran Siap Saji Injak-injak Selada
Situasi Timor Leste Kembali Memanas
Bruk! Penyiar Favorit Turki Pingsan Saat Siaran
Karyawan ''Nakal'' Ini Sengaja Sebarkan Hepatitis C
Istri Assad Dikabarkan Lari ke Rusia
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya