TEMPO.CO, Amsterdam - Dua penumpang menderita luka ringan akibat jarum yang ditemukan dalam daging sandwich pada empat penerbangan Delta Air Lines dari Amsterdam ke Amerika Serikat. FBI kini menyelidiki insiden tersebut.
Sandwich disajikan untuk penumpang kelas bisnis, anggota kru, dan pegawai pemerintah yang terbang dari Amsterdam. Sandwich dibuat oleh perusahaan AS yang melayani jasa katering di Bandara Schiphol, Amsterdam.
Dua penumpang pesawat penerbangan menemukan jarum dalam sandwich mereka, kata seorang pejabat. Sandwich telah diserahkan oleh Delta ke aparat berwenang.
Dua penumpang menderita luka ringan setelah menggigit sandwich dan petugas menemukan sebuah jarum ketiga setelah menyita sandwich, menurut laporan resmi.
Menurut Delta, sandwich kalkun yang terkontaminasi jarum adalah sandwich yang disuguhkan untuk penumpang kelas bisnis. Sejak insiden itu, sandwich kalkun tak lagi disajikan dalam penerbangan dari Amsterdam dan telah diganti dengan paket pizza, Delta mengatakan.
"Delta menganggap hal ini sangat serius dan bekerja sama dengan pemerintah lokal dan federal untuk menyelidiki insiden itu," kata juru bicara Delta, Kristin Bauer, dalam sebuah pernyataan kepada ABC News, Selasa, 17 Juli 2012. "Delta telah mengambil tindakan segera dengan katering kami di Amsterdam untuk menjamin keamanan dan kualitas makanan yang kami sediakan dalam pesawat kami."
Delta mengatakan kepada pihak berwenang bahwa pembuat makanan ini adalah Gate Gourmet, sebuah perusahaan AS yang beroperasi di Amsterdam. Gate Gourmet mengatakan sedang menelisik insiden itu dan menempatkannya "sebagai tindakan kriminal."
ABC NEWS | TRIP B
Berita terpopuler lainnya:
Diserang isu SARA, Pengusung Jokowi-Ahok Senang
Mahasiswi UI yang Hilang Ternyata Tidur di Warnet
Begini Cara Neneng Kenakan Baju Tahanan KPK
Djoko Candra Jadi Warga Negara Papua Nugini
Alasan Taksi Ferrari Ada di Jakarta
Mahasiswi UI yang Hilang Jalin Cinta Terlarang
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya