TEMPO.CO, Rangoon--Presiden Myanmar Thein Sein kemarin memberikan solusi mengejutkan untuk menangani konflik sektarian antara etnis muslim Rohingya dan warga lokal di Negara Bagian Arakan.
Saat bertemu Kepala Badan Dunia untuk Pengungsi (UNHCR) Antonio Guterres, ia mengusulkan agar 750 ribu warga Rohingya yang selama ini tinggal di Myanmar, untuk menetap di kamp pengungsi yang dikelola UNHCR atau dideportasi.
"Kami bertanggung jawab atas seluruh warga etnis kami. Tapi kami tidak mungkin menerima warga ilegal Rohingya yang bukan etnis Myanmar," kata Thein Sein seperti dikutip dari situs kepresidenan. Bahkan Thein Sein mempersilakan warga Rohingya pergi dari Myanmar jika ada negara ketiga yang bersedia menampung mereka.
Perlakuan diskriminatif terhadap warga yang disebut PBB sebagai penduduk tanpa negara ini memancing keprihatinan banyak pihak. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengatakan akan segera mengirim delegasi ke Myanmar untuk menyelidiki kekerasan sistematis dan pengusiran terhadap warga Rohingya.
"Kami masih memobilisasi sumber daya dan energi untuk melindungi minoritas muslim Rohingya di Myanmar. Kami juga akan terus bersuara di lembaga-lembaga internasional agar suara mereka terdengar," ujar Sekretaris Jenderal OKI Ekmeleddin Ihsanoglu dalam pernyataan tertulisnya. Ia pun menulis surat kepada tokoh pro-demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, untuk menolong warga Rohingya.
Kondisi warga Rohingya memang semakin memprihatinkan. Sekitar 1 juta warga yang kini tinggal di negara ketiga, yakni Bangaldesh, Thailand, dan Malaysia, juga mengalami perlakuan diskriminatif dari masing-masing negara. Sesaat setelah kerusuhan pecah di Arakan pada Juni lalu, Bangladesh berulang kali memulangkan pengungsi Rohingya dari Myanmar yang tiba dengan kapal.
CHANNEL NEWS ASIA | BERNAMA | THE NATION | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam
29 Januari 2021
Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi
Baca SelengkapnyaInvestigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya
10 Februari 2018
Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.
Baca SelengkapnyaMiliter Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku
27 September 2017
Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.
Baca SelengkapnyaDewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya
26 September 2017
Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.
Baca SelengkapnyaMyanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine
26 September 2017
Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.
Baca SelengkapnyaPengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida
25 September 2017
Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaBangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar
23 September 2017
Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.
Baca SelengkapnyaWarga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar
6 September 2017
Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaJet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan
5 September 2017
Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.
Baca SelengkapnyaBentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi
27 Agustus 2017
ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.
Baca Selengkapnya