TEMPO.CO, Yerusalem -- Wakil Kepala Militer Israel Mayor Jenderal Yair Naveh mengingatkan Suriah memiliki persediaan senjata kimia berbahaya. Persenjataan itu merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Ia khawatir, apabila kekuasaan Presiden Bashar al-Assad jatuh, maka persenjataan itu berpindah tangan. "Ini akan mengancam masyarakat kita," kata Naveh, Senin, 11 Juni 2012.
Suriah tidak pernah mengumumkan jumlah senjata kimia yang dimilikinya. Radio dan surat kabar Israel menyiarkan kekhawatiran Naveh. Apalagi senjata itu dikuasai oleh militan Hizbulah, salah satu kelompok anti-Israel. Hizbulah adalah salah satu sekutu Assad. Assad berjanji akan memberikan suplai senjata bekas Suriah ke Libanon jika Hizbulah mendukungnya.
Oposisi Suriah mengklaim, lebih dari 13 ribu orang tewas sejak pemberontakan terhadap rezim Suriah meletus 15 bulan lalu. Mereka menggambarkan tindakan keras pemerintah Suriah itu penuh dengan darah.
Israel prihatin dengan pembantaian yang mereka saksikan di Suriah. Kedua negara terlibat perang besar dan beberapa upaya untuk mencapai kesepakatan perdamaian gagal. Suriah memiliki ikatan yang kuat ke Iran, musuh Israel yang paling menakutkan, dan militan Palestina yang telah berperang dengan Israel.