Di Bangkok, Suu Kyi Pidato di Depan Migran Myanmar  

Reporter

Editor

Rabu, 30 Mei 2012 16:47 WIB

Pemimpin pro demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi melambaikan tangan ke arah pendukungnya saat ia meninggalkan kantor Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) di Yangon, Myanmar, Senin (2/4). REUTERS/stringer

TEMPO.CO, Bangkok - Aung San Suu Kyi mendapat sambutan meriah saat tiba di Thailand, Rabu, 30 Mei 2012. Lebih dari 1.000 migran Myanmar berjajar di jalan-jalan melambaikan bendera dan mengangkat gambar Suu Kyi.

Tokoh demokrasi Myanmar ini lalu menyampaikan pidato dari balkon sebuah gedung bobrok di kawasan pinggiran Kota Bangkok. Dengan mengenakan blus bermotif bunga dipadukan dengan longhi (sarung) tradisional merah, Suu Kyi, 66 tahun, melambaikan tangan dan tersenyum. Banyak orang meneriakkan "Ibu Suu".

Aktivis buruh asal Myanmar di Thailand diperkirakan mencapai dua juta orang. Sebagian migran mengirimkan penghasilan untuk keluarga mereka di tanah air yang sepertiga penduduknya atau 60 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan itu.

"Saya sudah mengatakan berkali-kali. Saya tidak ingin berjanji,” kata Suu Kyi di hadapan massa. “Tapi saya berjanji akan berusaha melakukan yang terbaik.”

"Saya berharap para pekerja migran Myanmar, sehat dan sejahtera, bebas dari bahaya, dan dapat pulang sesegera mungkin," kata peraih Nobel Perdamaian 1991 ini.

Pertemuan Suu Kyi dengan warga Myanmar di negara lain tak terbayangkan pada 18 bulan lalu. Ketika itu ia dibebaskan dari tahanan rumah setelah pemilihan umum karena dicurigai mendukung sebuah partai militer di balik topeng demokrasi.

Suu Kyi tiba di Bangkok, Selasa malam. Ia dijadwalkan menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Asia Timur, Jumat mendatang.

Suu Kyi akan bertemu dengan pemimpin oposisi Thailand dan mantan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva pada Rabu malam. Namun, ia tidak akan bertemu dengan Thein Sein di Thailand karena ia akan menghadiri forum ekonomi. Ia menunda kunjungannya pada pekan depan tanpa penjelasan.

Bulan depan, Suu Kyi akan mengunjungi Swiss, Norwegia, dan Inggris. Ia akan menghadiri konferensi buruh internasional di Jenewa pada 14 Juni dan memberikan pidato kepada parlemen Inggris.

Thailand menjadi negara pertama yang dikunjungi putri pahlawan kemerdekaan Myanmar, Aung San, setelah meninggalkan rumahnya di Inggris pada 1988. Ketika itu, ia kembali ke Myanmar untuk merawat ibunya yang sekarat. Pada saat itu, di Myanmar sedang meletus pemberontakan demokrasi yang dipimpin mahasiswa.

Suu Kyi lalu dibujuk untuk memimpin gerakan melawan kediktatoran. Inilah yang kemudian membuatnya menjadi tahanan rumah sejak 1989. Ia tidak mau meninggalkan negaranya karena khawatir tidak bisa kembali. Ketika menjalani masa penahanan ia pernah menolak kesempatan untuk pergi ke luar negeri. Bahkan, ia tak keluar ketika suaminya Michael Aris sekarat akibat kanker sampai meninggal tahun 1999.



REUTERS| RINA WIDIASTUTI

Berita terkait:
Singh Undang Suu Kyi ke India

Ke Bangkok, Suu Kyi Mulai Lawatan Pertamanya

Perjalanan Bersejarah Suu Kyi Segera Dimulai

Polisi Myanmar Pukuli Demonstran Listrik Byar-Pet

Listrik Byar-Pet, Seribu Orang Demo di Myanmar

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya