TEMPO.CO , Kairo - Ikhwanul Muslimin Mesir, Senin, 28 Mei 2012, menyeru dunia Arab dan kekuatan internasional lain intervensi ke Suriah menyusul tewasnya 108 orang di Kota Houla dalam sebuah serangan yang diduga dilancarkan pasukan Presiden Bassar al Assad, Jumat, 25 Mei 2012.
Sejumlah gambar di televisi tampak menunjukkan mayat anak-anak dan korban lainnya di Houla yang membuat dunia terkejut. Hal ini seperti menunjukkan kegagalan PBB menghentikan kekerasan setelah terjadi perlawanan selama 14 bulan terhadap kepemimpinan Assad.
"Ikhwanul Muslimin menyeru kepada negara-negara Arab, Islam, dan pemerintahan internasional serta masyarakat lainnya untuk intervensi demi terhentinya pembunuhan massal, khususnya setelah kekuatan internasional gagal menghentikan kekerasan di sana," kata juru bicara Mahmoud Ghozlan dalan sebuah pernyataan. Dia tak menyebutkan secara jelas apa bentuk tindakan dunia yang harus dilakukan terhadap Suriah.
Calon presiden Mesir dari Ikhwanul Muslimin ini, dalam sebuah pemilu presiden pekan lalu, telah meraih suara terbanyak sehingga berhak melaju ke pemilihan putaran berikutnya. Kelompok Islam ini juga mendominasi kursi parlemen setelah pemilu legislatif digelar sebelumnya.
Dewan Keamanan PBB, Ahad, 27 Mei 2012, mengutuk pemerintahan Assad atas tindakannya menembakkan senjata berat ke Houla. Ghozlan juga menyerukan kepada rakyat Suriah agar mengesampingkan perbedaan dan bersatu guna menurunkan rezim, menggelorakan revolusi, dan membebaskan pahlawan rakyat Suriah.
Dia katakan, tindak kejahatan pemerintah Suriah lebih buruk dibandingkan dengan Jengis Khan, seorang prajurit perang yang mendirikan kerajaan Mongol pada abad ke-13. ikhwanul Muslimin, jelasnya, adalah salah satu bagian yang menentang Assad berikut ayahnya mendiang Presiden Hafez al-Assad karena telah menghancurkan gerakan Islam pada 1980-an. Cabang-cabang Ikhanul Muslimin di Suriah dan Mesir berbagi kesamaan ideologi, tetapi tak mempunyai kaitan organisasi secara langsung.
REUTERS | CHOIRUL
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya