TEMPO.CO , HOULA:-- Darah masih membekas di tubuh jasad puluhan bocah yang bergelimpangan di tanah. Bahkan kepala dari jasad seorang bocah tampak hancur berantakan. Tayangan video korban anak-anak dalam kekerasan paling brutal di Suriah beredar luas di dunia maya pada akhir pekan lalu dan menimbulkan kecaman dunia internasional.
Para bocah itu merupakan sepertiga dari 92 korban tewas di Kota Houla, Provinsi Homs. Serangan brutal yang diduga dilakukan pasukan pemerintah Suriah itu berlangsung pada Jumat malam hingga Sabtu dinihari lalu.
“Pembunuhan 32 anak calon pemimpin masa depan Suriah adalah hal yang biadab. Siapa pun yang melakukan serangan brutal ini harus bertanggung jawab,”kata Kepala Misi Pemantau PBB Mayor Jenderal Robert Mood, dalam konferensi pers di Ibu Kota Damaskus. Ia memprediksi, insiden terburuk dalam 14 bulan revolusi politik di Suriah ini akan memicu pecahnya perang saudara yang lebih hebat.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Utusan Khusus PBB-Liga Arab, Kofi Annan, menuding pasukan pemerintah Suriah berada di balik pembantaian berdarah tersebut. Sebab, akses terhadap artileri berat serta tank yang digunakan dalam serangan tersebut hanya dimiliki pasukan pemerintah.
“Pembantaian tanpa bulu ini telah melanggar hukum internasional dan komitmen pemerintah Suriah untuk menghentikan kekerasan dalam segala bentuk. Siapa pun yang bertanggung jawab harus diseret ke depan hukum,” kata keduanya dalam pernyataan bersama.
Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahayan mendesak pertemuan darurat kelompok Liga Arab. “Pembantaian ini menunjukkan kegagalan Arab dan dunia internasional untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil Suriah,” Al-Nahayan menegaskan.
Pemerintah Suriah melalui kantor beritanya, Syrian Arab News Agency, berusaha berkelit dari tuduhan itu. Mereka justru balik menuding kelompok teroris bersenjata terkait dengan Al-Qaidah-lah yang bertanggung jawab. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Suriah, Jihad al-Makdissi, kemarin menegaskan bahwa pemerintah akan menyelidiki insiden ini. “Kami telah menyiapkan komite militer dan hukum untuk investigasi pembantaian ini. Hasilnya akan diketahui dalam beberapa hari mendatang,” ujarnya.
Pasukan pemberontak Pembebasan Suriah (FSA) menolak mematuhi gencatan senjata hingga PBB melakukan intervensi untuk melindungi warga sipil. “Setelah pembantaian ini, kami menyeru para pejuang untuk menyerang pasukan Assad di mana pun berada,” ucap Mustafa Al-Sheikh, petinggi FSA, di laman YouTube, Sabtu lalu.
L LOS ANGELES TIMES | AL-AHRAM | CNN | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita terkait
CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi
12 Januari 2018
Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.
Baca SelengkapnyaGadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB
18 Oktober 2017
Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.
Baca SelengkapnyaTujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah
13 Agustus 2017
Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal
Baca SelengkapnyaBeredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah
31 Juli 2017
Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.
Baca SelengkapnyaIndonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah
28 Juli 2017
KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah
Baca SelengkapnyaRumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah
23 Juli 2017
Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah
Baca SelengkapnyaKedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri
17 Juli 2017
Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.
Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung
15 Juli 2017
Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah
Baca SelengkapnyaDokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis
14 Juni 2017
Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.
Baca SelengkapnyaHina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB
18 Mei 2017
Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.
Baca Selengkapnya