TEMPO.CO , Jakarta:- Kim Yong Nam, Presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea ini datang tanpa banyak kehebohan. Tak banyak delegasi yang dibawanya, hanya sekitar 10 orang.
Hanya tiga orang setingkat Menteri yang mendampinginya, yaitu Ketua Komite Joint Ventur and Investment Ri Kwang Gun, Menteri Perindustrian Ringan An Jong Su, dan Kepala Departemen Hubungan Luar Negeri Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Jong Chun Gun. Negara yang sedang mendapatkan sanksi dari banyak negara ini pun terbang ke Indonesia menggunakan pesawat terbang komersial.
Selasa 15 Mei 2012, ia terlihat membawa rombongan ke Istana. Langkah tegap tetap mengayun dari orang kedua tertinggi di Korea Utara ini meski usianya sudah 84 tahun. Bungkukan pun diberikan Kim sebagai tanda hormat saat memeriksa barisan dan berjalan ke arah podium untuk upacara. Lalu apa isi pertemuan Kepala Negara bidang Hubungan Luar Negeri sebuah negara yang hanya membuka hubungan diplomatik dengan beberapa negara ini?
Kunjungan pertama usai Korea Utara dipimpin Kim Jong Un ini membawa banyak misi peningkatan hubungan bilateral. Dalam kunjungan berlangsung empat hari tiga malam, agenda kunjungannya terfokus pada pertemuan dengan Presiden Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono, Ketua MPR dan DPR. Sebelumnya Yong Nam, pernah mengunjungi Indonesia tahun 2002 dan 2005.
Tidak ada nota kesepahaman ditandatangani, juga tidak ada keterangan pers bersama diberikan kedua kepala negara ini. Tetapi substansi pembicaraan dua negara yang bersahabat sejak 1961 ini tetap luas.
Menteri Luar Negeri, Marty Muliana Natalegawa menuturkan Yong Nam menyampaikan secara khusus kerja sama di bidang obat tradisional. "Tetapi ini masih awal, nantinya akan ditindaklanjuti Kementerian Teknis terkait," kata dia.
Dua hal lain yang cukup diperhatikan Yong Nam adalah bidang olahraga dan budaya. Diharapkan dua bidang ini bisa meningkatkan hubungan Indonesia-Korea Utara tidak hanya di level pemerintah, tetapi juga di level rakyat. "Presiden pun menginstruksikan Menpora agar melakukan kerja sama lebih tinggi lagi di bidang olahraga," kata dia.
Tak hanya peningkatan hubungan bilateral dan janji kerjasama, Yong Nam pun mencurahkan perasaannya terhadap SBY soal peluncuran satelit beberapa waktu lalu. "Intinya Presiden Yong Nam sampaikan ada info tidak seimbang dan cenderung menyudutkan Korea Utara," kata dia.
Dan dalam tanggapannya, Presiden Yudhoyono pun meminta agar kesalahpahaman apapun di Semenanjung Korea dapat dihindari. "Setiap masalah dapat diatasi dengan dialog dan komunikasi," kata dia. Marty pun percaya di berbagai forum lainnya masalah terkait Semenanjung Korea akan dibahas kedua pemimpin.
Dia pun melanjutkan Korea Utara juga meminta berbagi pengalaman di bidang ekonomi dan perdagangan. "Merujuk pada kehadiran Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menindaklanjuti beberapa hal terkait hubungan ekonomi dua negara," kata dia.
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsungg sekitar satu jam, Presiden Yudhoyono ditemani Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah dan Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrian Pasha.
ARYANI KRISTANTI