TEMPO.CO, Yangon - Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa Ban Ki Moon melakukan kunjungan bersejarah ke Myanmar pada hari Minggu. Ia memuji proses reformasi politik dan ekonomi di Myanmar meski disebutnya 'masih rapuh'.
Ban dijadwalkan akan bertemu Presiden Thein Sein dan Aung San Suu Kyi, pemimpin pro-demokrasi yang dikenakan tahanan rumah selama bertahun-tahun dan baru-baru ini memenangkan kursi di parlemen Myanmar.
Berbicara pekan lalu, Ban mengatakan kunjungannya datang pada "saat kritis" bagi negara Asia Selatan, yang juga dikenal sebagai Burma ini. "Myanmar berada di awal transisi," kata Ban. "Banyak tantangan terbentang di depan keprihatinan dan belum ditangani. Namun kita memiliki kesempatan yang tak pernah terjadi sebelumnya untuk membantu kemajuan negara menuju masa depan yang lebih baik."
Hubungan Myanmar dengan dunia internasional mencair setelah negara ini mulai menerapkan reformasi ekonomi dan membuka dialog dengan kelompok-kelompok etnis minoritas dan pemberontak.
Ban memuji reformasi baru-baru ini, termasuk pemilihan umum dan langkah-langkah menuju rekonsiliasi dengan para pemberontak dan gerakan oposisi. Namun dia mengatakan banyak yang harus dilakukan. "Sekarang adalah saatnya bagi masyarakat internasional untuk berdiri bersama di sisi Myanmar," katanya. "Namun kita juga menyadari hal ini merupakan awal baru yang masih rapuh."
Sebelumnya, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton bertemu dengan Suu Kyi, Sabtu. Ashton akan membuka kantor kedutaan tingkat baru untuk Uni Eropa di Yangon untuk "memberi dukungan bagi Myanmar di jalan menuju demokrasi penuh".
TRIP B | CNN
Berita terkait
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam
29 Januari 2021
Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi
Baca SelengkapnyaInvestigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya
10 Februari 2018
Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.
Baca SelengkapnyaMiliter Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku
27 September 2017
Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.
Baca SelengkapnyaDewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya
26 September 2017
Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.
Baca SelengkapnyaMyanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine
26 September 2017
Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.
Baca SelengkapnyaPengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida
25 September 2017
Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaBangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar
23 September 2017
Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.
Baca SelengkapnyaWarga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar
6 September 2017
Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaJet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan
5 September 2017
Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.
Baca SelengkapnyaBentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi
27 Agustus 2017
ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.
Baca Selengkapnya