TEMPO.CO, New York - Agensi Secret Service pada Jumat, 27 April 2012, merilis nama agennya yang jadi biang onar pemesanan pelacur di Cartagena, Kolombia. Namanya adalah Arthur Huntington, 41 tahun. Pria yang tinggal di kawasan Maryland itu diketahui hanya membayar US$ 28 (Rp 256 ribu) dari harga US$ 800 (RP 7,3 juta).
Menurut jaringan berita CNN, Arthur adalah biang keonaran yang mengungkap skandal pelacur di Cartagena. Akibat kasus yang melibatkan 21 agen pengamanan presiden, tiga agen sudah dipecat. Selain pemecatan, Secret Service kini menerapkan aturan baru bagi pasukan pengamanan yang datang sebelum Presiden tiba di lokasi.
"Semua pegawai bertanggung jawab atas pelanggaran dan kesalahan yang mereka lakukan," ujar Secret Service dalam dua lembar memo yang ditandai dengan tulisan EFFECTIVE IMMEDIATELY. "Singkatnya, pertimbangkanlah perilaku Anda selama beberapa pekan dari penjagaan Presiden."
Sumber New York Daily menyebutkan aturan baru itu meliputi larangan minum selama sepuluh jam selama masa tugas. Aturan lama membolehkan minum setelah delapan jam masa kerja. Juga ada aturan baru tentang minuman bagi agen berstatus off-duty, yaitu dalam jumlah moderat.
Secret Service juga melarang agennya mengunjungi tempat yang tidak ada hubungannya dengan kunjungan Presiden. Seperti Cartagena's Pley Club, tempat lusinan agen berpesta dengan para pelacur.
Pada Kamis, 12 April 2012, belasan agen Secret Service memboyong pelacur ke sebuah hotel di Cartagena, dekat pantai tempat Presiden Barack Obama akan tinggal Ahad, 15 April 2012. Menurut sumber kepolisian, skandal itu terungkap kala seorang pelacur menolak pergi dari hotel dan bertengkar dengan agen rahasia itu terkait masalah pembayaran.
NYDAILYNEWS | DIANING SARI
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya