TEMPO.CO, Kairo - Dua perusahaan BUMN energi Mesir tiba-tiba mengakhiri kesepakatan ekspor gas ke Israel. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan tentang validitas hukum dan hubungan politis kedua negara.
Amerika Israel Corporation (Ampal), sebuah perusahaan investasi dan berkantor pusat di Israel, membuat pengumuman penghentian itu dalam sebuah pernyataan Minggu. Ampal mengatakan bahwa Egyptian General Petroleum Corporation and Egyptian Natural Gas Holding Company telah memberi tahu East Mediterranean Gas (EMG) bahwa "mereka harus menutup pasokan gas dan perjanjian jual-beli di antara para pihak." Ampal memiliki saham 12,5 persen di EMG.
"EMG menganggap penghentian melawan hukum dan beriktikad buruk yang berujung pada keputusan itu," kata perusahaan itu, yang tengah mempertimbangkan pilihan dan solusi hukum untuk penyelesaian kasus ini.
East Mediterranean Gas yang berbasis di Kairo adalah sebuah perusahaan join saham Mesir untuk mengekspor gas ke Israel dari Mesir dan untuk ekspor ke lokasi lain di wilayah ini. Jalur pipa gas antara Mesir dan Israel dibuka pada tahun 2008 dan merupakan perjanjian ekonomi terbesar antara kedua negara.
Isu penjualan gas ke Israel sangat kontroversial di Mesir, mengingat tuduhan bahwa para pejabat pemerintah Mesir memperkaya diri mereka sendiri dengan kesepakatan itu. Rumor juga menyebutkan Israel telah membayar di bawah harga pasar untuk gas Mesir.
Kekerasan sporadis berupaya menyasar jalur ini, termasuk ledakan Februari di utara Sinai.
Kemitraan gas antara Israel dan Mesir juga telah menjadi sumber kontroversi, sebagian, karena peran mantan Presiden Hosni Mubarak di dalamnya. Mubarak sedang menghadapi sejumlah dakwaan yang berkaitan dengan penyalahgunaan kekuasaan sewaktu menjadi presiden Mesir.
TRIP B | HAARETZ
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya