TEMPO.CO, Washington-- Tiga anggota pengawal presiden Amerika Serikat (Secret Service), Rabu lalu waktu setempat, dilaporkan mengundurkan diri. Langkah ini seiring dengan merebaknya skandal pasukan pengamanan Presiden Barack Obama yang menyewa 20 pekerja seks menjelang Konferensi Tingkat Amerika di Cartagena, Kolombia.
Seorang agen setingkat pengawas dipersilahkan pensiun, agen lain yang juga setara pengawas dipecat, sedangkan agen ketiga mengundurkan diri. Menurut Direktur Secret Service Mark Sullivan, kasus ketiga agen ini paling nyata dalam skandal prostitusi di Cartagena. Selain ketiga orang tersebut, delapan agen saat ini menghadapi ancaman pemecatan secara administratif.
"Salah besar jika pengawal Presiden membawa orang asing ke hotel di mana Presiden akan tiba," kata Ketua Komite Pengawas Keamanan Dalam Negeri Pete King. Komite yang mengawasi aksi badan pengawal presiden itu telah membentuk satuan tugas pemeriksa yang berisi empat anggota Kongres. Satuan ini, menurut King, akan dipimpin oleh anggota parlemen asal Partai Republik, Darrell Issa.
Besarnya masalah yang dihadapi Secret Service kali ini membuat pemerintah Amerika bekerja sama dengan pemerintah Kolombia untuk menuntaskan kasus tersebut. Selain 11 agen Secret Service, 10 anggota militer Amerika yang diperbantukan dalam misi pengawalan Obama turut diperiksa. "Mereka berada di kamar bersama orang yang seharusnya tidak boleh berada di lokasi," ujar juru bicara Komando Amerika bagian selatan, Kolonel Scott Malcom.
CNN | AP | FOX NEWS | SITA PLANASARI A
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya