Korea Utara Akui Kegagalan Roketnya

Reporter

Editor

Jumat, 13 April 2012 20:38 WIB

Serdadu Korea Utara berjaga di dekat roket Unha-3, yang rencananya akan diluncurkan antara 12-16 April, di Stasiun Satelit Sohae, di Tongchang-ri, Korea Utara (8/4). AP Photo/Ng Han Guan

TEMPO.CO , Pyongyang - Dalam siaran televisi Jumat siang, 13 April 2012, pemerintah Korea Utara membuat satu pengumuman yang mengejutkan dunia. Mereka mengakui satelit yang beberapa jam sebelumnya diluncurkan dari pantai barat, gagal masuk ke orbit.

"Satelit observasi bumi gagal memasuki orbit yang telah ditetapkan," kata kantor berita milik pemerintah Korea Utara. "Para ilmuwan, teknisi, dan ahli tengah mempelajari penyebab kegagalan itu."

Sebelumnya, media Korea menyatakan peluncuran satelit Kwangmyongsong-3 dilakukan di Stasiun Peluncuran Sohae, Tongchang-ri, Korea Utara, yang terletak pada pantai barat. Satelit meluncur pukul 07.38 pada Jumat.

Pejabat luar angkasa Korea Utara mengatakan roket Unha-3 atau Galaxy-3 berfungsi sebagai pendorong satelit meluncur ke orbit. Tujuannya untuk mempelajari tanaman dan pola cuaca. Dan untuk menampik tudingan dunia luar yang mencurigai peluncuran roket itu, pejabat luar angkasa mengundang wartawan asing ke pantai barat pada Minggu, 9 April 2012. Korea Utara ingin wartawan asing melihat sendiri roket dan satelit Kwangmyongsong-3.

Pengakuan Korea Utara akan kegagalan itu mengejutkan dunia luar. Sebab pada pemerintahan terdahulu, Korea Utara begitu keras mengontrol arus informasi yang masuk atau keluar negaranya. Tapi di peluncuran kali ini, puluhan wartawan asing malah diizinkan meliput.

Menurut mantan Direktur Kebijakan Asia di Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Victor Cha, kegagalan ini merupakan pukulan berat bagi Korea Utara. "Ini sangat memalukan bagi Korea Utara," kata Cha.

Anggota senior Asosiasi Pengendalian Senjata, Greg Thielmann, mengatakan kegagalan itu menunjukkan Korea Utara belum mampu menguasai teknologi roket. Thielmann mencontohkan kasus di 2006 lalu ketika roket Korea Utara meledak di udara, 40 detik setelah tinggal landas.

"Sudah untung roket itu tidak nyasar ke Jepang atau Korea Selatan," ujarnya.

Di depan Kelompok G-8, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Rodham Clinton mengatakan jika seluruh anggota telah setuju untuk mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Korea Utara di Dewan Keamanan. Menurut dia, Korea Utara memiliki dua pilihan.

"Mereka ingin berdamai dan mendapat keuntungan berupa hubungan baik dengan dunia internasional atau terus menghadapi tekanan dan isolasi," ujar Hillary.

TELEGRAPH | CORNILA DESYANA

Berita terkait

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.

Baca Selengkapnya

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.

Baca Selengkapnya

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.

Baca Selengkapnya

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini

Baca Selengkapnya

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.

Baca Selengkapnya

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.

Baca Selengkapnya

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.

Baca Selengkapnya