TEMPO.CO, Moskow-- Leonid Tibilov, bekas bos di lembaga telik sandi Uni Soviet (KGB) memenangkan pemilihan presiden di Republik Ossetia Selatan. Pria 59 tahun itu berhasil meraup 54 persen suara di negara yang baru diakui kedaulatannya oleh Rusia pada 26 Agustus 2008.
Dalam pemilihan, Tibilov menyingkirkan lawan terberatnya, David Sanakoyev, yang mengantungi 43 persen suara. Ia juga memupus harapan bagi jagoan Kremlin, Dimitri Medoyev. Pemungutan suara di Ossetia Selatan sempat berlangsung November lalu. Namun hasil yang memenangkan Dimitri Medoyev sebagai calon dari Kremlin dibatalkan oleh Mahkamah Agung Ossetia. Kecurangan suara jadi alasannya.
Ossetia Selatan merupakan negara pecahan Georgia yang kemerdekaannya didukung penuh oleh Rusia. Dulu, saat masih jadi bagian Georgia, daerah ini bernama Shida Kartli. Republik berpenduduk 70 ribu jiwa ini terletak di pegunungan Kaukasus dan terbentuk seusai perang antara Rusia dan Georgia yang berlangsung pada 2008.
Komisi Pemilihan Umum Rusia yang membantu gelaran pemilihan umum Ossetia Selatan, Ahad lalu, menyatakan tidak ada pelanggaran yang berarti dalam pemungutan suara. Pemerintah Georgia tidak mau mengakui hasil dari pemungutan suara tersebut, begitu pun dengan dunia internasional.
"Cuma Rusia yang mengakui kemenangan ini," ujar Tibilov.
RIA NOVOSTI | SANDY INDRA PRATAMA
Berita terkait
Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri
13 November 2017
Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.
Baca SelengkapnyaRusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara
17 Oktober 2017
Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.
Baca SelengkapnyaROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir
29 September 2017
ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..
Baca SelengkapnyaBerkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap
27 September 2017
Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.
Baca SelengkapnyaRusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik
6 September 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik
Baca SelengkapnyaPresiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika
1 September 2017
Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.
Baca SelengkapnyaDuta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang
24 Agustus 2017
Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum
Baca SelengkapnyaLiburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin
6 Agustus 2017
Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.
Baca SelengkapnyaPutin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun
31 Juli 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.
Baca SelengkapnyaKucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak
27 Juli 2017
Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.
Baca Selengkapnya