TEMPO.CO , Teluk Alaska - Perjalanan panjang nan kesepian Ryou-Un Maru--kerap dijuluki kapal hantu Jepang--berakhir. Penjaga pantai di Teluk Alaska memutuskan untuk melepaskan tembakan meriam pada kapal sepanjang 49,8 meter untuk menenggelamkannya. Kapal ini terombang ambing ombak hingga sampai ke perairan mereka sesaat setelah bencana tsunami melanda Jepang.
Tak selang lama setelah penembakan, kapal mulai tenggelam ke perairan lebih dari 6.000 meter di Teluk Alaska, sekitar 180 kilometer sebelah barat dari pantai tenggara Alaska. Penjaga pantai menembakkan amunisi berdaya ledak tinggi dan dalam hitungan detik Ryou-Un Maru segera terbakar, terisi air, dan perlahan tenggelam.
Pesawat Coast Guard C-130 dikirim untuk mengamati tenggelamnya kapal tersebut. Mereka juga memantau kemungkinan polusi yang ditimbulkan.
Penjaga pantai memperingatkan pelaut untuk menjauh dan otoritas penerbangan melakukan hal yang sama untuk pilot mereka. "Empat jam kemudian kapal sepenuhnya tenggelam," kata Chief Petty Officer, Kip Wadlow, di Juneau.
Pejabat menenggelamkan kapal setelah mempertimbangkan risiko kemungkinan kandas atau membahayakan kapal lain di jalur pelayaran sibuk antara Amerika Utara dan Asia. Kapal itu tidak memiliki lampu atau sistem komunikasi.
"Menenggelamkan lebih tak berisiko daripada kapal itu akan berlari ke pantai atau berjalan ke lalu lintas maritim yang sibuk," kata juru bicara penjaga pantai, Paul Webb.
National Oceanic and Atmospheric Administration dan Badan Perlindungan Lingkungan mempelajari masalah dan memutuskan lebih aman kapal ditenggelamkan dan membiarkan bahan bakar menguap di perairan terbuka.
TRIP B | AP
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya