Biden Sebut Mitt Romney Ketinggalan Zaman

Reporter

Editor

Senin, 2 April 2012 08:04 WIB

Mitt Romney. REUTERS/Darren Hauck

TEMPO.CO, Washington - Kandidat Presiden Partai Republik, Mitt Romney, dinilai cetek wawasannya terkait hubungan luar negeri AS. Tak main-main, yang melontarkan penyataan itu adalah Wakil Presiden Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton.

Dalam wawancara terpisah, Wakil Presiden Joe Biden dan Menlu Hillary Clinton menyebut Romney ketinggalan zaman. Ia disebut terjebak pada zaman Perang Dingin dan menyadari kepentingan strategis AS dan Rusia terhadap Iran, Afghanistan, dan pasokan minyak dunia.

Pekan lalu Romney mengkritik Obama terkait pembicaraannya dengan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, bahwa ia akan "lebih fleksibel" untuk berurusan dengan isu perdebatan pertahanan rudal setelah pemilihan umum 6 November di AS. Romney menyatakan kewaspadaannya bahwa Obama telah menawarkan jaminan ke Rusia yang ia sebut sebagai "musuh geopolitik kita yang nomor satu."

Biden dan Clinton membidik pengalaman terbatas Romney pada isu-isu hubungan luar negeri. "Dia bertindak seperti dia pikir kita masih dalam posisi Perang Dingin dan Rusia masih musuh utama kita. Saya tidak tahu kemana saja dia selama ini?" ujar Biden dalam wawancara dengan CBS.

"Ini bukan tahun 1956," kata Biden. "Kita memiliki perbedaan pendapat dengan Rusia, tapi mereka bersatu dengan kita dalam soal Iran. Salah satu dari hal itu hanya dua cara kita memasok logistik ke Afghanistan untuk pasukan kita adalah melalui Rusia. Jika ada penutupan (pengiriman) minyak dengan cara apapun di Teluk, mereka akan mempertimbangkan untuk meningkatkan pasokan minyak mereka ke Eropa."

Sementara itu, Clinton mengatakan kepada CNN bahwa Romney harus lebih realistis tentang hubungan AS-Rusia. "Saya pikir ada baiknya untuk melihat ke belakang dan bersikap realistis untuk menyatakan kita setuju atau kita tidak setuju," katanya dalam sebuah wawancara saat berkunjung ke Turki.

Kampanye Romney meningkatkan kritik Republik bahwa presiden yang terlalu terbuka untuk konsesi ke Moskow. "Pemerintah telah memberikan konsesi demi konsesi kepada pemerintah Rusia dan menerima halangan lebih pada isu-isu utama keamanan nasional sebagai imbal baliknya. Bisakah kita berharap lebih "fleksibilitas" jika Presiden Obama terpilih kembali?" kata direktur tim kebijakan Romney, Lanhee Chen.

TRIP B

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya