TEMPO.CO , Kampala - Uni Afrika berencana untuk mengerahkan 5.000 tentara untuk memburu pemimpin Lord's Resistance Army (LRA), Joseph Kony. Uganda, menurut juru bicara militer negara itu Kolonel Felix Kulayigye, akan mengerahkan 1.500 tentara.
Tentara Uganda telah beroperasi di hutan terpencil di Afrika Tengah selama empat tahun terakhir, dengan bantuan pasukan AS sejak akhir tahun lalu. Target mereka, secepatnya menangkap panglima yang terkenal kejam dan merekrut anak-anak di bawah umur sebagai tentara.
Tidak jelas berapa banyak kontribusi pasukan dari masing-masing negara. Namun yang pasti, Uganda akan mengambil peran kepemimpinan dan mereka akan membangun gugus tugas baru bersama, kata juru bicara itu.
Pengumuman ini datang beberapa pekan setelah video berjudul Kony 2012 mendunia. Video itu menyoroti penggunaan anak-anak di bawah umur sebagai tentara. Video itu ditonton sebanyak 84 juta kali lebih oleh warga dunia.
Kelompok advokasi yang berbasis di San Diego mengatakan, pihaknya berharap film ini akan meningkatkan dukungan internasional untuk menghentikan pembunuhan, perkosaan, penyiksaan, dan penculikan, terutama terhadap nak-anak.
Kony telah beroperasi di Afrika Tengah selama dua dekade dan dicari untuk kejahatan terhadap kemanusiaan oleh Pengadilan Kriminal Internasional. Pada bulan Oktober, Amerika Serikat mengirimkan 100 pasukan tempur lengkap dalam misi untuk membunuh atau menangkap Kony.
Kelompok pemberontak Uganda ini meneror warga selama bertahun-tahun dalam usaha yang gagal untuk menggulingkan pemerintah. Sejak 2006, ketika didorong keluar dari Uganda utara, sebagian besar dari mereka beroperasi di Republik Demokratik Kongo dan Republik Afrika Tengah.