Baru Terungkap, Koalisi 'Ngos-ngosan' Hadapi Qaddafi  

Reporter

Editor

Selasa, 20 Maret 2012 08:56 WIB

Pemenang pertama berita spot World Press Photo 2012 karya Yuri Kozyrev, Rusia, memperlihatkan sebuah aksi pemberontakan di Ras Lanuf, Libya. Worldpressphoto.org

TEMPO.CO , London - Jika pemimpin Libya Muammar Qaddafi tak keburu meninggal dunia dan rezimnya solid seperti Suriah, pasukan koalisi yang dipimpin Inggris, Prancis, dan AS akan tekor banyak. Inilah analisis Institute for Defence and Security Studies (RUSI), lembaga think tank militer Inggris.

Menurut analisis RUSI, Qaddafi adalah musuh yang jauh lebih keras dari para pemimpin koalisi, Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. "Setelah berdebat di PBB bahwa itu hanya untuk melindungi warga sipil di timur Libya, operasi disusun pada tingkat terendah dan untuk periode waktu terpendek," tulis direktur Studi Keamanan Internasional RUSI, Jonathan Eyal.

Namun, di lapangan, dengan cepat berubah menjadi perang habis-habisan. "Eropa berjuang untuk mengatasi stok senjata," ucap Elizabeth Quintana, peneliti senior bidang kekuatan udara lembaga ini.

Selain itu, katanya, militer Eropa mengandalkan pesawat yang mulai tua dan sakit-sakitan. "Tak memadai untuk intensitas yang tinggi dan langkah cepat perang Libya," ucap Quintana. AS akhirnya harus mengatasi kesenjangan, katanya.

Ketegangan pada pasukan NATO tumbuh lebih jelas. Namun Cameron dan Sarkozy harus menghirup napas lega ketika pemberontak Libya akhirnya membunuh pada 20 Oktober, mengakhiri perang NATO. "Mereka beruntung pemberontak menggulingkan rezim Qaddafi ketika mereka tengah melakukannya," Quintana menulis.

Ironisnya, perang Libya sekarang membuat lebih sulit para pemimpin Barat untuk memenangkan persetujuan PBB untuk intervensi militer terhadap Assad. Meskipun, apa yang terjadi di Suriah tampak lebih buruk dari Libya. Para pejabat Rusia telah mengatakan berulang kali bahwa mereka percaya para pemimpin Barat menyesatkan mereka di PBB pada Maret 2011 dengan mengatakan serangan NATO hanya untuk melindungi warga sipil, bukan untuk menggulingkan Qaddafi; Cina yang juga memiliki hak veto di Dewan Keamanan telah menyatakan pandangan serupa.

Namun ada satu yang membuat NATO pe-de menyerang Libya: Qaddafi tak memiliki sekutu. Beda dengan Assad yang didukung Cina dan Rusia. "Qaddafi tidak punya teman yang kuat dan diisolasi, sementara Bashar al-Assad tidak," kata laporan mereka.

TRIP B | TIME

Berita terkait

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.

Baca Selengkapnya

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.

Baca Selengkapnya

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.

Baca Selengkapnya

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.

Baca Selengkapnya

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.

Baca Selengkapnya

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.

Baca Selengkapnya

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."

Baca Selengkapnya

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).

Baca Selengkapnya