TEMPO.CO, Dili - Australia memantau pemilihan umum presiden di Timor Leste yang dilaksanakan pada Jumat, 17 Maret 2012. Pemilu ini adalah yang kedua sejak kemerdekaan negara tersebut pada 2002.
Para delegasi Australia yang terdiri dari kelompok pemantau sudah di tiba di Dili pada pekan ini. Berbeda dengan pemilu sebelumnya, PBB tidak terlibat langsung dalam pelaksanaan pemilu ini.
Sebanyak 10 calon maju dalam pemilu, termasuk pemimpin oposisi Fransisco "Lu Olu" Gutteres. Calon lainnya adalah peraih Nobel Perdamaian Jose Ramos-Horta dan mantan Kepala Angkatan Bersenjata Mayor Jenderal Taur Martar Ruak.
Rae Kingsbury, koordinator dari salah satu kelompok pemantau, mengatakan mereka mulai meninjau tempat pemnungutan suara di seluruh penjuru Timor Leste. "Ada 54 warga Australia yang menginvestasikan AUS$ 4.500 hingga AUS$ 5000 atau Rp 43 juta hingga Rp 48 juta," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa dana yang diinvestasikan menghasilkan pemasukan yang tinggi. "Kami tidak pernah membayangkan pemasukan yang kami peroleh akan membuat kami lebih kaya," ujar Kingsbury.
Salah satu sukarelawan Australia di Dili, Michael Maley, telah malang melintang di komisi pemilihan umum Australia selama 30 tahun. Tugas yang pernah dijalankannya adalah membantu PBB menyelenggarakan pemilu pertama Timor Leste pada 2001.
"Saya merasa beruntung bisa bekerja sejak awal dengan para administrator dan mereka mengerjakannya dengan sangat baik," ujar Maley. Ia mengatakan, para pemantau Australia dibutuhkan kiprahnya untuk memantau validitas pemungutan suara.
"Para pemantau sangat mendukung jalannya pemilu dan mereka adalah tim yang signifikan. Kenyataan bahwa PBB tidak lagi terlibat membuat warga Timor bekerja lebih keras dan berupaya memainkan peran yang besar dalam melaksanakan pemilu," ia menjelaskan.
Maley mengatakan kini kondisi Timor Leste jauh lebih tenang dibanding Pemilu 2007. Saat itu kondisi keamanan tidak kondusif karena adanya krisis.
Para calon dalam pemilu kali ini sangat kompetitif dan mereka sepakat dengan rencana PBB yang akan mengakhiri misinya akhir tahun ini. Mereka berharap pemilu berjalan bebas dan adil.
ABC | SATWIKA MOVEMENTI
Berita terkait
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota
9 November 2018
ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.
Baca SelengkapnyaTeror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil
9 November 2018
Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaEtihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris
2 Agustus 2017
Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.
Baca SelengkapnyaBahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka
1 Agustus 2017
Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.
Baca SelengkapnyaEtihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS
1 Agustus 2017
4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.
Baca Selengkapnya4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney
1 Agustus 2017
Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.
Baca SelengkapnyaAustralia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama
12 Juni 2017
Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.
Baca SelengkapnyaWarga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror
17 Mei 2015
Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.
Baca SelengkapnyaTiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia
16 Maret 2015
Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Baca SelengkapnyaISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia
9 Maret 2015
Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.
Baca Selengkapnya