Pengadilan Perintahkan Arroyo dan Suaminya Ditangkap

Reporter

Editor

Rabu, 14 Maret 2012 03:25 WIB

Gloria Macapagal Arroyo. AP Photo

TEMPO.CO, Manila- Pengadilan khusus perkara korupsi (Sandiganbayan) Filipina memerintahkan penangkapan bekas presiden Gloria Macapagal Arroyo dan suaminya, Jose Miguel "Mike" Arroyo. Pengadilan juga memerintahkan penangkapan pejabat lain seperti bekas Menteri Transportasi dan Komunikasi Leandro Mendoza serta mantan Ketua Komisi Pemilihan Benjamin Abalos Sr.

Seperti diberitakan Reuters, perintah penangkapan itu terkait dengan kasus suap yang terjadi saat Arroyo, 64 tahun, menjabat Presiden Filipina. Arroyo saat ini berada dalam status tahanan di rumah sakit militer karena kasus melakukan kecurangan dalam pemilihan presiden. Arroyo berkuasa sejak 2001 hingga 2010.

Dalam kasus suap, Arroyo bersama suami dan mantan stafnya didakwa menerima suap lewat pemberian kontrak proyek nasional jaringan Internet pita lebar ke perusahaan telekomunikasi Cina, ZTE, pada 2007. Ketiga terdakwa disebut menerima US$ 330 juta, padahal nilai kontrak yang sebenarnya US$ 130 juta.

Pengacara Arroyo dan ketiga terdakwa lainnya, Ferdinand Topacio, mengatakan, kliennya kaget atas keluarnya perintah penangkapan oleh Sandiganbayan.

"Kami meminta pertemuan untuk menentukan kemungkinan penyebab atas kasus ini yang membuat kami tadi kaget atas keluarnya perintah penangkapan," kata Topacio saat diwawancarai oleh satu stasiun televisi.

Kasus ini, menurut Topacio, cacat karena tanpa didahului pemberitahuan terlebih dulu. Beberapa jam setelah pengadilan mengeluarkan perintah penangkapan, Mike Arroyo mengajukan uang jaminan agar dirinya tidak ditangkap.

Mendoza juga mengajukan pembayaran uang jaminan. Sedangkan Abalos sudah ditahan dalam kasus kecurangan pemilihan presiden.

Arroyo mengaku tak bersalah atas kasus suap. Dakwaan itu dianggap cacat karena kesepakatan bisnis itu sudah dihentikan.

Namun mantan Menteri Perencanaan Ekonomi Romulo Neri memberikan kesaksian berbeda. Menurut Neri, Abalos menawarkan dirinya sejumlah uang sebagai suap agar menyetujui kontrak ZTE.

Adapun Jose de Venecia III, pihak yang kalah dalam pengajuan kontrak yang dekat dengan lingkaran dalam Arroyo, telah bersaksi bahwa suami Arroyo dijanjikan komisi US$ 70 juta.

Arroyo telah berupaya mencegah agar pejabat-pejabat top pada masa pemerintahannya tidak memberikan kesaksian soal kasus ini. Kasus ini bergulir ke pengadilan setelah pemerintahan dikendalikan oleh Presiden Filipina Benigno Aquino III.

Badan ombudsman mengusut kasus ini dan melimpahkannya ke pengadilan antisuap yang kemudian mengeluarkan perintah penangkapan. Jika Arroyo, suaminya, dan dua terdakwa lainnya terbukti bersalah, mereka dapat dijerat hukuman maksimum 10 tahun penjara.

Pengadilan terhadap kasus Arroyo dinilai untuk memenuhi janji Presiden Filipina Benigno Aquino guna memberantas endemik suap yang akan mengancam perekonomian dan investasi di Filipina.

REUTERS | BBC | AP | PHILLIPINE STAR | MARIA RITA

Berita terkait

Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh

21 Agustus 2017

Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh

Sekitar 60 milisi Abu Sayyaf menyerang Kota Maluso di Pulau Basilian, Filipina selatan, dinihari tadi, menyebabkan 9 warga sipil tewas dan 10 terluka.

Baca Selengkapnya

Duh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh

27 Juli 2017

Duh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh

Duterte mencerca Oxford setelah universitas itu merilis hasil penelitian perihal sang presiden dan buzzer atau penggaung di media sosial.

Baca Selengkapnya

Melukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops

8 Juli 2017

Melukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops

Kel Cruz, seniman asal Kota Quezon, Filipina menggunakan berbagai elemen unik termasuk darah untuk melukis

Baca Selengkapnya

Filipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat

27 Juni 2017

Filipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat

Pemerintah Filipina akhirnya angkat bicara soal keberadaan Presiden Rodrigo Duterte yang belakangan diisukan sakit berat karena jarang terlihat.

Baca Selengkapnya

Militer Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi

29 Mei 2017

Militer Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi

Sejak peperangan berlangsung, hampir 200 ribu penduduk Marawi mengungsi ke Iligan berjarak sektar 38 kilometer ke arah utara.

Baca Selengkapnya

Lelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita

28 Mei 2017

Lelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita

Presiden Rodrigo Duterte dengan nada bercanda, membuat lelucon bahwa anggota militer dapat memperkosa sampai 3 wanita.

Baca Selengkapnya

Situasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI  

27 Mei 2017

Situasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI  

Iqbal menjelaskan ke-17 WNI dalam keadaan baik tinggal di Kota Marawi.

Baca Selengkapnya

Gereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS

25 Mei 2017

Gereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS

Uskup memperingatkan warga Marawi agar berhati-hati dan bekerjasama dengan militer.

Baca Selengkapnya

Melawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi

25 Mei 2017

Melawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi

Angkatan Bersenjata Filipina mengerahkan sekitar 100 pasukan didukung oleh helikopter guna merebut Marawi dari tangan Maute.

Baca Selengkapnya

Ini Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi

24 Mei 2017

Ini Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi

Kelompok Maute yang juga dikenal sebagai Dawlah Islamiya Filipina kini menjadi sorotan atas serangannya terhadap Kota Marawi, Selasa lalu.

Baca Selengkapnya