TEMPO.CO, Yangon - Pemerintah Myanmar diduga menyensor pidato kunci kampanye pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi. Beberapa bagian pidatonya, yang terkait dengan penyalahgunaan kekuasaan oleh junta militer dan tidak adanya aturan hukum di negara ini, dihapus.
Suu Kyi mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa pihak berwenang telah menghapus sebuah paragraf dari teks pidatonya yang disiarkan oleh radio dan televisi pemerintah. Pidato itu merupakan yang terakhir dari kampanye Liga Nasional Demokrasi (NLD) yang dipimpinnya dan disiarkan menjelang pemilu tanggal 1 April.
Dalam paragraf yang dihapus itu, dia menuduh junta militer, yang memerintah Myanmar dengan tangan besi selama puluhan tahun, tidak menghargai aturan hukum dan memanipulasi hukum untuk menghukum orang. "Saya harus menyampaikan pidato saya sebelum ditayangkan, dan satu paragraf itu disensor," kata Suu Kyi dalam sebuah wawancara pada hari Kamis.
Semua partai politik berhak untuk pidato kampanye yang disiarkan di radio pemerintah dan televisi. Pidato itu direkam dan disiarkan pekan depan sebelum pemilihan umum, di mana partai Aung San Suu Kyi ikut memperebutkan 48 kursi parlemen.
Pemilu mendatang menjadi sorotan asing yang mempertimbangkan prospek pencabutan sanksi setelah pemerintah berkomitmen terhadap reformasi politik pasca-pemerintahan militer yang keras. Meski pemerintah Myanmar menyatakan kampanye dilakukan secara bebas, pada prakteknya, penjegalan masih dilakukan.
Aung San Suu Kyi telah meminta dunia internasional untuk turut mengawasi pemilu. Daftar pemilih disebut-sebut telah dimanipulasi untuk kepentingan penguasa saat ini.
TRIP B | RFA
Berita terkait
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam
29 Januari 2021
Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi
Baca SelengkapnyaInvestigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya
10 Februari 2018
Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.
Baca SelengkapnyaMiliter Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku
27 September 2017
Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.
Baca SelengkapnyaDewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya
26 September 2017
Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.
Baca SelengkapnyaMyanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine
26 September 2017
Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.
Baca SelengkapnyaPengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida
25 September 2017
Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaBangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar
23 September 2017
Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.
Baca SelengkapnyaWarga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar
6 September 2017
Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.
Baca SelengkapnyaJet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan
5 September 2017
Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.
Baca SelengkapnyaBentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi
27 Agustus 2017
ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.
Baca Selengkapnya