TEMPO.CO , Pretoria - Afrika Selatan resmi meminta maaf kepada Nigeria karena tindakan deportasi massal kepada warganya. Upaya itu demi menjaga hubungan diplomatik kedua negara penting di benua Afrika yang renggang akibat saling usir.
"Kami sampaikan mohon maaf sepenuh hati kepada mereka, dan kami berangkulan," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Ibrahim Ibrahim, kepada wartawan di Pretoria, Kamis, 8 Maret. "Kami minta maaf karena kami kadung mendeportasi sejumlah orang yagn seharisnya tidak pantas dideportasi."
Pada Jum'at dua pekan lalu, Afrika Selatan mengusir 125 warga Nigeria, menurut otoritas kesehatan bandara, membawa wabah karena kartu mereka kuning. Sejak itu, otoritas di Lagos, Nigeria mencemaskan soal kesehatan, kemudian mengusir puluhan warga Afrika Selatan.
Pejabat pemerintah Nigeria menyebutkan mereka mengusir 42 warga Afrika Selatan pada sebuah penerbangan pada Rabu lalu yang menuju Lagos. Para pejabat mengatakan Afrika Selatan lalu membalas dengan mendeportasi lima warga Nigeria di hari yang sama.
Ibrahim menuturkan otoritas bandara Afrika Selatan belum mengecek dengan seksama untuk menentukan apakah kartu mereka otentik. Ditambahkannya Arika Selatan memutuskan membuka lagi sebuah klinik kesehatan di bandara untuk memastikan kasus pendeportasian semacam itu tak terulang.
AP | Dwi Arjanto
Berita terkait
Ajaib, Jenazah Wanita Afrika Selatan Melahirkan Bayi
22 Januari 2018
Seorang wanita hamil di Afrika Selatan yang meninggal dunia saat kandungannya berusia 9 bulan dilaporkan melahirkan bayinya 10 hari kemudian.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Ini Ketakutan Domba Lahir Bertubuh Mirip Manusia
23 Juni 2017
Seekor domba lahir dengan tubuh bagian atas mirip manusia sehingga membuat gempar ribuan warga desa Lady Frere di Afrika Selatan.
Baca SelengkapnyaSaham Terguncang, Presiden Afrika Selatan Pecat Menteri Keuangan
31 Maret 2017
Di pasar valuta asing, nilai mata uang Rand Afrika Selatan dikabarkan turun hingga lima persen.
Baca SelengkapnyaAhmed Kathrada, Aktivis Anti-Apartheid Afrika Selatan, Wafat
28 Maret 2017
Aktivis anti-apartheid Afrika Selatan, Ahmed Kathrada, yang pernah dipenjara selama 26 tahun bersama Nelson Mandela, meninggal Selasa pagi, 28 Maret 2017.
Baca SelengkapnyaAtap Rumah Sakit Jebol, Lima Orang Terperangkap Runtuhan
3 Maret 2017
Sebanyak 2 pasien, 2 pekerja konstruksi, dan 1 staf rumah sakit berhasil diselamatkan serta hanya luka ringan.
Baca SelengkapnyaSentimen Anti-Imigran Memanas di Afrika Selatan
28 Februari 2017
Sentimen anti-imigran kembali merebak di Afrika Selatan. Rumah imigran dibakar, terjadi penjarahan hingga ancaman.
Baca SelengkapnyaNyata dan Sadis, Remaja Ini Dipaksa Masuk Peti Mati, Lalu...
8 November 2016
Seorang tanpa rasa iba terus menekan tubuh dan kepala remaja dengan menggunakan penutup peti mati.
Baca SelengkapnyaIstri Kaget Lihat 'Anaconda' Suaminya, Bulan Madu pun Batal
12 Oktober 2016
Seorang wanita yang baru menikah terkejut ketika untuk pertama kali melihat organ intim milik suaminya.
Baca SelengkapnyaBocah 6 Tahun Tewas Saat Melindungi Ibunya dari Pemerkosa
20 Agustus 2016
Bocah laki-laki berusia 6 tahun tewas setelah berusaha mencoba menghentikan seorang pria yang akan memperkosa ibunya.
Baca SelengkapnyaNelson Mandela Napi Paling Terkenal di Dunia, Dibui 27 Tahun
16 Mei 2016
Nelson Mandela adalah Presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan. Mantan agen CIA mengaku CIA di balik pemenjaraan Mandela selama 27 tahun.
Baca Selengkapnya