TEMPO.CO, Teheran-- Langkah baru dilansir Iran. Negeri Para Mullah itu memberikan akses ke kompleks militer Parchin kepada pemantau nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, Selasa 6 Maret 2012. Di situs itu, Teheran diduga membangun riset ledakan besar yang relevan ke senjata nuklir.
Satu laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB tahun lalu menyatakan bahwa Iran telah membangun sebuah ruangan penahan skala besar di Parchin, tenggara Teheran, buat menggelar tes-tes ledakan.
"Parchin adalah situs militer dan mengakses ke situ memakan waktu. Karena itu, kunjungan tak bisa dibolehkan secara sering. Kami akan memungkinkan IAEA untuk mengunjunginya sekali lagi," demikian misi diplomatik Iran di Wina dalam sebuah pernyataan, menurut kantor berita ISNA. Namun tidak disebutkan tanggalnya.
Menurut Al-Jazeera, Parchin adalah situs pengembangan senjata yang dimiliki Organisasi Industri Pertahanan Iran, sebuah grup perusahaan militer yang dimiliki negara.
Pengumuman itu sehari setelah IAEA melaporkan "keprihatinan yang serius" soal rencana atomik Teheran--khususnya "aktivitas-aktivitas" di Parchin. Juga seiring upaya-upaya diplomatik Presiden Amerika Serikat Barack Obama menghindarkan perang di Timur Tengah, sekaligus menanggapi pidato keras Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu mengingatkan bahwa Tel Aviv "tak bisa menunggu lebih lama lagi" sebelum meluncurkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran.
Barat mengendus Parchin sejak 2004 saat seorang pakar nuklir menunjukkan foto-foto satelit yang diduga merupakan sebuah situs untuk riset dan eksperimen yang bisa diterapkan ke senjata. Tim pengawas IAEA telah masuk Parchin pada 2005. Tapi mereka tidak melihat tempat di mana pengawas PBB itu kini percaya bahwa sebuah ruangan ledakan sudah dibangun.
Dari Wina, Ketua IAEA Yukiya Amano pada Senin lalu mengatakan bahwa Iran telah melipatgandakan produksi bulanan uranium yang diperkaya tahap lebih tinggi dan pengawas nuklir PBB "serius cemas" mengenai kemungkinan dimensi militer aktivitas atom Tehran.
Dalam kunjungan inspektur IAEA pada Januari dan Februari lalu, para pejabat Iran menolak permintaan akses masuk ke Parchin. "Kami punya beberapa indikasi aktivitas yang berlangsung di situs Parchin. Kami yakin pergi kesana secepatnya lebih baik," ucap Amano saat itu.
Iran berkukuh membantah memburu kapabilitas senjata nuklir. Tehran sering menyatakan mereka mengembangkan teknologi nuklir untuk keperluan sipil damai.
ABC NEWS | THE TELEGRAPH | AL-JAZEERA | DWI ARJANTO
Berita terkait
Iran Tangkap Jet Siluman Amerika Serikat
4 Desember 2012
Amerika Serikat berkali-kali menyusup ke wilayah udara Iran.
Baca SelengkapnyaAlasan Iran Tembaki Pesawat Tanpa Awak AS
9 November 2012
Iran membenarkan klaim Pentagon bahwa pesawat tanpa awak Predator milik Amerika Serikat ditembaki oleh pesawat tempur mereka.
Baca SelengkapnyaIran Dituduh Siksa Blogger Sampai Tewas
9 November 2012
Beheshti menulis di dalam blognya bahwa dia diancam penguasa.
Baca SelengkapnyaRusia Tak Yakin Iran akan Serang Israel
11 Oktober 2012
Ia juga menyatakan tidak ada bukti bahwa Republik Islam mengembangkan senjata nuklir.
Khamenei: Tanpa Nuklirpun Barat Tetap Embargo Iran
10 Oktober 2012
Pemimpin spiritual Iran menyatakan Barat berbohong soal sanksi ekonomi akan dicabut jika negara itu menghentikan program nuklirnya
Baca SelengkapnyaNilai Mata Uang Iran Terjungkal
4 Oktober 2012
Sanksi ekonomi dituding menjadi penyebab anjloknya nilai mata uang Iran hingga 40 persen.
Baca SelengkapnyaKedutaan Prancis di Iran Diserang Massa
3 Oktober 2012
Unjuk rasa berlangsung tiba-tiba sehingga tak ada tambahan polisi untuk mengawal kedutaan. Dia mengatakan para demonstran meneriakkan, "Allahu Akbar".
Baca SelengkapnyaTak Peduli Sanksi, Iran Lanjutkan Program Nuklir
3 Oktober 2012
Mendapatkan kritik dari kelompok garis keras karena bersedia berunding dengan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPenyebab Jatuhnya Riyal Iran Versi Ahmadinejad
3 Oktober 2012
Presiden Iran menuduh kubu oposisi turut memperburuk krisis atas riyal.
Baca SelengkapnyaPejabatnya Mengeluh, Iran Buka Lagi Akses Gmail
1 Oktober 2012
Layanan Gmail telah kembali bisa dinikmati sejak Minggu malam.