TEMPO.CO, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyatakan dukungannya untuk melindungi integritas fundamental di Internet. Obama menyerukan perlindungan terhadap kepemilikan kekayaan intelektual dan hak cipta dalam acara pertemuan dengan Google+, Senin pagi, 30 Januari 2012.
Tapi, kata Obama, perlindungan ini mesti dilakukan sejalan dan konsisten dengan kebebasan di Internet. Pernyataan Obama ini menjawab pertanyaan yang dilontarkan melalui YouTube, yang menanyakan sikapnya atas Rancangan Undang-Undang Stop Online Piracy Act (SOPA). Beleid ini masih tertahan di senat. SOPA dan Protect Intellectual Property Act (PIPA) melahirkan gerakan protes terkoordinasi berupa "Internet blackout" pada pertengahan Januari ini.
Obama menegaskan bahwa hak kekayaan intelektual Amerika sangat penting. Sekaligus Obama mengatakan Amerika juga mesti berhati-hati dalam menjalankan perlindungan atas integritas fundamental Internet dengan sistem yang terbuka dan transparan.
Pertemuan Obama dengan Google+ ini adalah titik kulminasi dari pertemuan-pertemuan selama seminggu yang membahas dunia digital, yang berlangsung di Gedung Putih. Dalam acara yang sama, Wakil Presiden Joseph Biden pun tak luput dari pertanyaan-pertanyaan seputar penyensoran Twitter.
Menurut Steve Grove, Kepala Komunitas Rekan Google+, lebih dari 135 ribu orang yang mengajukan pertanyaan soal SOPA-PIPA dan penyensoran Internet termasuk Twitter. Namun Google dan YouTube menyeleksi ribuan pertanyaan itu.
Tim administrasi Obama telah menyatakan dukungan anti-SOPA secara terbuka melalui blognya, untuk menanggapi petisi warga Amerika Serikat yang bertajuk "We The People".
MASHABLE.COM | AP | NIEKE INDRIETTA
Berita Terkait:
Comcast dan Google Perang Lobi SOPA-PIPA
Data Megaupload Akan Dihapus Kamis
Ancaman Boikot Twitter di #twitterblackout
Begini Cara Lolos Sensor Twitter
Berita terkait
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis
22 Februari 2021
Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.
Baca SelengkapnyaSempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini
11 Juni 2018
Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.
Baca SelengkapnyaKominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018
31 Mei 2018
Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.
Baca SelengkapnyaPangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan
24 Januari 2018
Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.
Baca SelengkapnyaSitus Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia
27 September 2017
Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.
Baca SelengkapnyaGoogle Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web
27 Agustus 2017
Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.
Baca SelengkapnyaIngin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...
10 Agustus 2017
Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?
Baca SelengkapnyaBagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?
10 Agustus 2017
Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?
Baca SelengkapnyaGoogle, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality
12 Juli 2017
Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality
Baca SelengkapnyaIngin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini
7 Juli 2017
Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.
Baca Selengkapnya