TEMPO.CO , Port Moresby: Bekas Perdana Menteri Papua Nugini Michael Somare akan menggunakan jalur hukum menggugat keabsahan kursi Perdana Menteri Peter O'Neill. Kini kubu Somare sedang menunggu putusan di Mahkamah Agung untuk mengembalikan kursi perdana menteri yang direbut O'Neill melalui parlemen. "Kami sekarang akan berjuang melalui jalur hukum," kata Fred Yakasa, komisaris polisi yang diangkat oleh Somare.
Kamis lalu Kolonel Yaura Sasa memimpin percobaan kudeta dengan 30 pengikutnya menyerbu barak terdekat Murray dan mengklaim menguasai kekuatan pertahanan. Mereka hendak menggulingkan Menteri Pertahanan Francis Agwi. Somare ingin mengganti Menteri Pertahanan dan mengangkat Sasa pada kursi menteri itu. Somare sempat menyatakan dia kembali pada kursi perdana menteri.
Kurang dari sehari, Wakil Perdana Menteri Papua Nugini Belden Namah mengatakan telah berhasil menangkap 15 serdadu pengikut Sasa. Kondisi telah dikendalikan oleh militer pemerintah. Juru bicara polisi, Dominic Kakas, menyatakan Kolonel Sasa telah meminta pengampunan.
Hingga saat ini Somare belum memberikan pernyataan kepada publik tentang kisruh politik yang terjadi di Papua Nugini. "Kami sedang bekerja pada penyelesaian beberapa masalah dan akan membuat beberapa pengumuman sebelum hari Senin," kata Somare melalui pesan tertulisnya.
Soal kondisi di Papua Nugini, tidak ada perubahan yang signifikan. Di jalan-jalan Ibu Kota orang masih melakukan kegiatan bisnis sehari-hari. Hanya, ada peningkatan keamanan, dengan sejumlah tentara di sejumlah titik vital.
SYDNEY MORNING HERALD| WASHINGTON POST | EKO ARI
Berita terkait
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill Mundur
26 Mei 2019
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu setelah berminggu-minggu desakan dari lawan politiknya.
Baca SelengkapnyaPNG Tegaskan Papua Bagian Integral Indonesia
30 September 2016
Papua Nugini menegaskan kembali sikapnya bahwa Provinsi Papua merupakan bagian integral dari Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaEks Presiden PNG Somare Terlibat Pencucian Uang di Singapura
9 September 2016
Pengadilan Singapura menyatakan pendiri Papua Nugini yang juga presiden pertama PNG, Michael Somare, menerima dana pencucian uang sebesar Rp 10,2 miliar.
Baca SelengkapnyaSekjen ULMWP Octovianus Mote Dilarang Masuk Papua Nugini
30 Mei 2016
Sekretaris Jenderal ULMWP, organisasi payung seluruh organisasi perjuangan kemerdekaan Papua, Octovianus Mote, ditolak masuk Papua Nugini.
Baca SelengkapnyaDituduh Korupsi, PM Papua Nugini Didesak Mundur
26 Mei 2016
Para mahasiswa Papua Nugini mendesak Perdana Menteri Peter O'Neill mundur karena terlibat korupsi.
Baca SelengkapnyaPapua Nugini: Forum Pasifik Ingin Papua Self-Determination
26 Mei 2016
Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill mengatakan pimpinan forum Pasifik ingin Papua menentukan nasibnya sendiri (self-determination).
Baca SelengkapnyaPapua Nugini Tutup Kamp Pengungsi Australia
27 April 2016
Selama ini, Australia membayar Papua Nugini dan pulau milik bangsa Nauru untuk didirikan kamp penahanan pengungsi.
Berusaha Kabur, Polisi Papua Nugini Tembak Mati 11 Tahanan
26 Februari 2016
Polisi Papua Nugini menembak mati 11 tahanan dan melukai 17 lainnya saat mengejar tahanan penjara yang kabur.
Baca SelengkapnyaBagi Perempuan, Papua Nugini Tempat Terburuk di Dunia
27 Januari 2016
Polisi minta bayaran untuk mengusut perkosaan.
Dua WNI Disandera di Papua Nugini
14 September 2015
Komunikasi intens dijalin antara Konsulat RI Vanimo dan militer Papua Nugini terkait dengan sandera dua WNI di Papua Nugini.
Baca Selengkapnya