TEMPO.CO, Manila - Setelah merenggut puluhan nyawa, pemerintah Filipina akhirnya memutuskan menutup 500 usaha tambang berskala kecil dan merelokasi para penambang serta keluarganya dari kawasan pertambangan Kota Pantukan di Lembah Compostela, Pulau Mindanao, Filipina.
Penutupan usaha tambang di kawasan tambang emas tersebut disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Jesse Robredo saat mengunjungi lokasi bencana kemarin. "Selain menutup usaha pertambangan kecil yang diduga sebagian besar ilegal dan merelokasi, pemerintah menutup sejumlah terowongan tambang serta semua rumah di sekitarnya dirobohkan," katanya.
Tanah berton-ton beratnya pada Rabu dinihari lalu menimpa rumah warga dan jalanan. Bencana itu menewaskan 22 orang dan 150 orang hilang. Kemarin para petugas penyelamat melanjutkan pencarian korban.
Dari Istana Malacanang, Presiden Benigno S. Aquino III memerintahkan Robredo melakukan penyidikan atas peristiwa itu.
Juru bicara Komando Kawasan Timur Mindanao, Kolonel Leopoldo Galon, mengemukakan militer akan membantu pemerintah setempat menetapkan kawasan itu terlarang bagi kegiatan pertambangan. "Sehingga peristiwa serupa tidak terulang di masa depan," ujarnya.
Menurut Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam, sejak April 2011, pemberian Sertifikat Kepatuhan Lingkungan kepada perusahaan-perusahaan pertambangan skala kecil di area itu telah dihentikan. Namun aktivitas pertambangan masih tetap berlangsung.
Selama ini daerah Pantukan dan Monkayo merupakan daerah yang kaya akan emas dan menjadi area pertambangan selama bertahun-tahun. Meski sudah terjadi longsor yang merenggut nyawa berkali-kali, para penambang di sana tak kapok.
Peristiwa tanah longsor kemarin merupakan yang kedua kalinya dalam satu tahun ini. Bencana pertama terjadi pada April 2010, yang menewaskan sedikitnya 20 orang. Menurut Kepala Kepolisian Lembah Compostela, Timoteo Pacleb, tanah longsor tiga hari lalu terjadi dengan luas 60 meter persegi dan panjang 300 meter dengan kedalaman 150 meter.
INQUIRER.NET | MANILA BULLETIN | PHILLIPINE STAR | MARIA RITA
Berita terkait
Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif
2 hari lalu
Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.
Baca SelengkapnyaBahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri
2 hari lalu
Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?
Baca SelengkapnyaRektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat
4 hari lalu
Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.
Baca SelengkapnyaLPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan
7 hari lalu
Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir
10 hari lalu
Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/
Baca Selengkapnya10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah
12 hari lalu
Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.
Baca SelengkapnyaJATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya
28 hari lalu
Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?
Baca SelengkapnyaKorupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun
29 hari lalu
Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.
Baca SelengkapnyaRamai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya
29 hari lalu
Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.
Baca SelengkapnyaKasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran
30 hari lalu
Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi
Baca Selengkapnya