TEMPO.CO , Kairo - Pemilu putaran ketiga di Mesir, Selasa 3 Januari 2012, yang diikuti oleh 15 juta rakyatnya berjalan lancar. Ikhwanul Muslimin melalui Partai Keadilan dan Pembangunan (FJP) tetap unggul seperti pada putaran pertama dan kedua.
Menurut laporan wartawan Al Jazeera, Mike Hanna, dari bilik suara di Shubra el-Khaima, Kairo Utara, hampir seluruh pemilih di sini akan mencoblos calon-calon dari FJP. "Kawasan ini memang mayoritas pendukung Ikhwanul Muslimin."
Organisasi yang didirkan oleh Hassan al-Bana ini menyambut kemenangan dengan senang hati seraya menyatakan bahwa FJP tidak akan memanfaatkan kemenangan dalam pemilu parlemen Mesir kali ini untuk memaksakan adanya konstitusi baru. "Kami akan bekerja sama dengan seluruh kelompok politik yang ada sesuai dengan cetak biru."
Hari ini, Rabu 4 Januari 2012, Mesir akan melakukan pemungutan suara hari kedua untuk pemilihan terakhir angota majelis rendah. Pemilu sekarang ini merupakan pemilihan anggota legislatif pertama secara bebas sejak Negeri Firaun itu lepas dari sistem monarki pada 1952.
Sejauh ini FJP telah unggul pada pemilu pertama dan kedua, disusul putaran ketiga, sehingga posisinya teratas dibandingkan dengan partai-partai Islam yang didukung oleh Barat demi masa depan perjanjian damai dengan Israel dan Amerika Serikat.
Ikhwanul Muslimin didirikan pada 1952 oleh Hassan al-Bana sebagai suatu kekuatan politik saat itu. Namun kekuatan Ikhwan diberangus oleh Presiden Anwar Sadat, selanjutnya diteruskan oleh Presiden Husni Mubarak hingga orang superkuat di Mesir itu tumbang di tangan rakyatnya, Februari 2011. Parlemen Mesir hasil pemilu akan diisi oleh 100 anggota Dewan yang bertugas menyiapkan konstitusi baru negara.
"Partai pemenang pemilu tidak otomatis menyusun konstitusi baru sendirian tanpa memperhatikan kepentingan kelompok lainnya di Mesir. Atau mengacuhkan kekuatan politik minoritas," ujar pimpinan FJP, Mohamed Mursi.
"Seluruh kekuatan politik dan intelektual di Mesir, terlepas dari aliran politik dan agamanya, akan turut ambil bagian dalam menyiapkan konstitusi negara," ucap Mursi melalui situs yang diunggah Ikhwanul Muslimin, Selasa, 3 Januari 2012.
Sementara itu kelompok Islam garis keras Partai al-Nouri yang didirikan oleh kaum Salafi menempati urutan kedua. Kelompok ini menawarkan penerapan syariat Islam.
Sejumlah pengamat yakin, kendati digolongkan dari kelompok Islam garis keras oleh Barat, Ikhwanul Muslimin akan membangun sebuah kerja sama dengan kelompok-kelompok sekuler di Mesir. Hal itu untuk meredakan kekhawatiran di dalam negeri dan negara-negara Barat tentang bangkitnya Islam di negara yang ekonominya disanggah oleh dunia pariwisata.
REUTERS | CHOIRUL
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya