TEMPO.CO, Lagos, Nigeria — Serangan teror bom di beberapa tempat di Nigeria oleh sebuah sekte muslim radikal pada hari Natal menewaskan setidaknya 39 orang, Minggu, 25 Desember 2011, yang sebagian besar di antaranya menjadi korban di sebuah gereja Katolik seusai mengikuti misa Natal.
Pihak berwenang mengaku tak bisa mengerahkan petugas medis yang memadai untuk merawat para korban yang terluka di luar Gereja Katolik St. Theresa di Madalla di dekat ibu kota Nigeria.
Sementara itu, sebuah bom juga meledak di tengah-tengah serangan tembakan di kota Nigeria bagian tengah, Jos, dan seorang pelaku bom bunuh diri menyerang petugas militer di wilayah timur laut negara itu dalam sebuah serangan yang dikoordinasikan oleh sebuah sekte yang dikenal dengan nama Boko Haram.
Ledakan pertama Minggu itu menghantam Gereja Katolik St. Theresa sekitar pukul 08.00 pagi. Serangan itu menewaskan 35 orang dan melukai 52 lainnya. Demikian pernyataan Slaku Luguard, seorang koordinator Badan Penanganan Situasi Darurat Nasional Nigeria.
Menurut juru bicara pemerintah, Pam Ayuba, di Jos, ledakan kedua terjadi di dekat Gereja Mountain of Fire and Miracles. Sekelompok orang bersenjata kemudian melepaskan tembakan kepada para petugas polisi yang menjaga area itu dan menewaskan seorang di antaranya. Dua alat peledak lainnya ditemukan di sekitar gedung itu dan berhasil dijinakkan.
Jelang tengah hari, ledakan terdengar di jalanan Damaturu, ibu kota negara bagian Yobe, di mana terjadi kontak senjata antara petugas keamanan dan kelompok radikal tersebut yang telah menewaskan setidaknya 61 orang dalam beberapa hari terakhir.
Serangan paling parah Minggu itu terjadi saat seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan sebuah kendaraan yang penuh dengan bahan peledak di markas kepolisian rahasia Nigeria. Ledakan itu menewaskan tiga orang, meski komandan militer senior yang menjadi target dari serangan itu selamat.
Setelah serangkaian pengeboman itu, seorang juru bicara Boko Haram, yang memakai nama Abul-Qaqa, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut dalam sebuah wawancara dengan The Daily Trust, harian yang beredar di wilayah muslim di Nigeria bagian utara. Sekte tersebut memang menggunakan koran itu sebagai alat komunikasi dengan publik.
AP | A. RIJAL
Berita terkait
Jual Hadiah Kurma dari Saudi, Nigeria Minta Maaf
16 Juni 2017
Hingga saat ini Nigeria belum menahan tersangka penjualan kurma.
Baca SelengkapnyaKorban Penculikan Boko Haram Tiba di Chibok, Nigeria
7 Mei 2017
Pada saat penculikan, puluhan orang berhasil menyelamatkan diri, tetapi lebih dari 200 orang lainnya hilang selama dua tahun.
Baca SelengkapnyaPresiden Nigeria Menemui 82 Korban Penculikan Boko Haram
7 Mei 2017
Mereka diculik sejak 2014.
Baca SelengkapnyaBoko Haram Bebaskan Puluhan Pelajar yang Diculik 3 Tahun Lalu
7 Mei 2017
Sebanyak 82 dari 276 siswa perempuan Chibok yang diculik tiga tahun lalu oleh ekstremis Boko Haram di utara Nigeria, dibebaskan.
Baca SelengkapnyaAnjing Korbankan Nyawa Serang Pelaku Bom Bunuh Diri di Nigeria
6 April 2017
Anjing menyerang pelaku bom bunuh diri di pesta pernikahan di Nigeria.
Baca SelengkapnyaIstri Pendeta Menang Ratu Kecantikan Nigeria
7 Februari 2017
Istri seorang pendeta di Nigeria menjadi pemenang dalam kontes ratu kecantikan negara itu. Selain parasnya menawan, kemampuan intelektualitasnya juga dikagumi.
Baca SelengkapnyaAnak 10 Tahun Tewas Sebagai Pelaku Bom Bunuh Diri di Nigeria
1 Februari 2017
Seorang anak perempuan Nigeria usia 10 tahun tewas dalam aksi bom bunuh diri di kamp pengungsi yang menghindar dari ancaman milisi Boko Haram.
Baca SelengkapnyaMubalig Nigeria Nikahi Lebih dari 100 Perempuan
30 Januari 2017
Perkawinan mubalig Nigeria dengan lebih dari seratus perempuan menghasilkan 203 anak. Mubalig ini dikabarkan meninggal akhir pekan lalu pada usia 93 tahun.
Baca SelengkapnyaSadis, Bayi Dilibatkan dalam Aksi Teror di Nigeria
24 Januari 2017
Kelompok teroris di Nigeria menggunakan bayi dalam aksi bom bunuh diri
Baca SelengkapnyaDituding Sebar Berita Palsu, Polisi Nigeria Tahan 2 Wartawan
20 Januari 2017
Polisi Nigeria menahan 2 wartawan diduga terkait pemberitaan tentang hilangnya puluhan tentara dan penyelidikan berbagai aset militer.
Baca Selengkapnya