TEMPO Interaktif, Sydney -- Australia menghukum masing-masing 18 tahun penjara tiga pria muslim yang didakwa merencakanan serangan bunuh diri terhadap pangkalan militer di Sydney, Agutus 2009.
Menurut para penyidik, ketiga pria tersebut dipersalahkan karena memasuki markas militer Holsworthy dengan menenteng senjata otomatis dan melakukan penembakan membabi buta. Bahkan mereka juga merencanakan membunuh anggota militer di pangakalan tersebut.
Hakim Agung di pengadilan negara bagian Victoria, Betty King, menjelaskan rencana mereka sangat amatir. King mengatakan, seluruh terdakwa adalah ekstrimis. "Rencana Anda jahat, Anda melakukan penembakan membabi buta di pangkalan militer," ujar hakim King sembari tambahkan ini jauh dari sebuah rencana canggih.
Tuduhan lain yang dialamatkan kepada para terdakwa adalah mereka mencoba menyerang para anggota militer di pangakalan Holsworthy. Selama ini mereka yakin bahwa Barat telah memusuhi Islam.
Ketiga pria tersebut menolak berdiri ketika hakim memasuki ruang pengadilan. Salah seorang terdakwa, Wissam Fattal, terpaksa dipindahkan dari ruang pengadilan karena berteriak-teriak tentang Afganistan dan Suriah.
Pria 35 tahun itu bersama dua rekannya -Nayef elSayed, 28 tahun, dan Saney Awey, 27 tahun- akan menjalani hukuman 13,5 tahun penjara sebelum mendapatkan pembebasan bersyarat.
Fattal merupakan bekas juara kickboxing memiliki keyakinan sangat kuat terhadap nilai-nilai Islam dan dianggap kaku oleh hakim. "Ide-ide dan pemikirannya sangat dipengaruhi oleh gerakan ekstrimis," kata King. "Dia pria Muslim yang tidak toleran, setiap hal yang dilakukan harus dikerjakan sesuai dengan keyakinannya."
"Jika saya menemukan jalan untuk membunuh serdadu Australia, saya yakin Allah akan menolongku," ucapnya dalam sebuah penyelidikan oleh petugas kepolisian.
BBC | CHOIRUL
Berita terkait
Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota
9 November 2018
ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.
Baca SelengkapnyaTeror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil
9 November 2018
Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaEtihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris
2 Agustus 2017
Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.
Baca SelengkapnyaBahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka
1 Agustus 2017
Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.
Baca SelengkapnyaEtihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS
1 Agustus 2017
4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.
Baca Selengkapnya4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney
1 Agustus 2017
Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.
Baca SelengkapnyaAustralia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama
12 Juni 2017
Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.
Baca SelengkapnyaWarga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror
17 Mei 2015
Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.
Baca SelengkapnyaTiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia
16 Maret 2015
Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Baca SelengkapnyaISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia
9 Maret 2015
Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.
Baca Selengkapnya