TEMPO Interaktif,BANGKOK: - Kebijakan pemerintah Thailand menyensor Internet kemarin menuai kritik tajam. Warin Thiamcharas, penasihat Komite Senat untuk Hak Asasi Manusia dan Perlindungan Konsumen, menolak penerapan proposal sistem penegahan legal. "Kebijakan yang jelas dan keinginan politik pemerintah lebih efektif mengatasi laman-laman yang menghina Kerajaan," kata Warin kemarin.
Thailand menerapkan hukuman sangat berat bagi warganya dan orang asing yang dinilai menghina Raja Bhumibol Adulyadej dan anggota keluarga Kerajaan lain. Kemarin salah seorang anggota kelompok Kaus Merah, Daranee Chancherngsilapakul alias Da Torpedo, dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena dianggap menghina Raja saat berorasi.
Para pengkritik menilai semakin banyaknya kasus penghinaan terhadap Raja merupakan upaya pemerintah Thailand menekan kebebasan berpendapat. Sebelumnya, seorang pria 61 tahun dihukum 20 tahun karena mengirim pesan pendek menghina Kerajaan. Sedangkan seorang warga Amerika Serikat keturunan Thailand dihukum dua setengah tahun tahun penjara dengan kasus yang sama.
Sensor Internet yang akan diterapkan pemerintah dalam waktu dekat pun untuk menekan penyebaran pesan penghinaan terhadap Kerajaan melalui laman ataupun jejaring sosial. Deputi Perdana Menteri Chalerm Yubamrung sebagai Ketua Divisi Pencegahan Kejahatan Teknologi dalam kesempatan terpisah berjanji akan menghargai hak asasi individu. "Sistem ini hanya dilakukan atas perintah pengadilan," ujarnya.
Untuk menerapkan sistem tersebut, pemerintah harus merogoh kocek hingga 400 juta baht atau sekitar Rp 1,15 miliar. Sementara itu, Dewan Pengacara Thailand dua hari lalu mengirimkan petisi kepada Kementerian Informasi dan Teknologi Komunikasi, Departemen Hukum, serta kepolisian. Mereka meminta dibentuk satuan tugas khusus untuk menangani kejahatan ini.
Para pengacara juga meminta aparat membagi para pelaku dalam dua kelompok: mereka yang sengaja menghina Kerajaan dan mereka yang tidak tahu. "Kelompok pertama harus dihukum sesuai dengan aturan, sedangkan kelompok kedua harus diberi pencerahan," kata mereka dalam petisi tersebut.
l BANGKOK POST | THE NATION | ASIA ONE | SITA PLANASARI A.
Berita terkait
Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina
18 November 2018
Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.
Baca Selengkapnya110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini
26 Oktober 2017
Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.
Baca SelengkapnyaThaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand
30 Agustus 2017
Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.
Baca SelengkapnyaYingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya
27 Agustus 2017
Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.
Baca SelengkapnyaHebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand
11 Agustus 2017
Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat
Baca SelengkapnyaUU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun
20 Juli 2017
Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.
Baca SelengkapnyaHina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun
11 Juni 2017
Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.
Baca SelengkapnyaKarena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook
16 Mei 2017
Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn
Baca SelengkapnyaFB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato
11 Mei 2017
FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.
Baca SelengkapnyaAnggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi
28 April 2017
Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.
Baca Selengkapnya