TEMPO Interaktif, Roma - Polisi Italia menangkap seorang bos mafia, Michele Zagaria, di sebuah bungker di kampung halamannya, Casapesenna, Provinsi Caserta, di wilayah selatan Italia, Rabu, 7 Desember 2011. Kota Casapesenna adalah markas klan Casalesi dari kelompok Neapolitan Camorra. Zagaria disebut-sebut sebagai gembong mafia terakhir yang ditangkap polisi. Ia menjadi buron sejak 1995.
Jaksa anti-mafia, Piero Grasso, mengatakan kemungkinan Zagaria menghabiskan waktu setahun terakhir sebagai buronan di dekat wilayah itu. Sebab, ujar Grasso, gembong mafia hanya dapat menjalankan kekuasaannya bila mereka berada di lingkungan yang melindunginya. “Kami tahu dia di sana, tetapi sulit untuk menangkapnya, sulit untuk menariknya keluar. Akhirnya kami menangkapnya,” ujar Grasso kepada Sky TG24.
Sudah lama polisi mengidentifikasi bungker tersebut dan menggali di sekitarnya. Zagaria melihat perkembangan itu melalui kamera pengawas (CCTV) dan akhirnya menyerah tanpa perlawanan setelah polisi memutus jaringan listrik yang digunakan untuk menghidupkan pompa air bersih. “Pemerintah menang. Semua sudah berakhir,” ujar Zagaria kepada polisi, seperti dikutip kantor berita ANSA.
Penyidik mengatakan bahwa klan Casalesi menjalankan bisnis ilegal yang menguntungkan di bidang pengangkutan dan pembuangan limbah beracun. Usaha lain yang menghasilkan uang adalah perdagangan narkoba serta penyelundupan senjata dan manusia.
Polisi menyita aset-aset Zagaria senilai 2 miliar euro atau sekitar Rp 24,5 triliun yang diperoleh oleh anggota keluarga itu dalam beberapa tahun terakhir. Zagaria diburu karena kasus pembunuhan, pemerasan, penculikan, terkait dengan mafia, dan kejahatan lainnya.
Tahun lalu, petinggi klan Casalesi lainnya, Antonio Iovine, yang dijuluki 'o nino' atau 'si bayi' karena tampangnya yang imut, ditahan dalam serangan besar terhadap Casalesi. Penangkapan itu menjadikan Zagaria orang kepercayaan terakhir Francesco Schiavone, bos besar Camorra yang karismatik. Schiavone, yang berjulukan Sandokan, dipercaya masih mengontrol klan Casalesi dari penjara.
AP | SAPTO YUNUS