TEMPO Interaktif, Partai berkuasa pimpinan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin berhasil menguasai mayoritas kursi di parlemen setelah Senin, 5 Desember 2011, panitia pemilihan mengumumkan hasil pemungutan suara.
Dengan demikian, puncak kekuasaan bakal digenggam oleh pria yang pernah berkuasa selama dua dekade di Rusia ini. Dia akan menjadi presiden Rusia tahun depan.
Tak pelak, kemenangan Rusia Bersatu mendapatkan protes dari lawan-lawan politiknya. Ribuan orang turun ke jalan karena mereka menganggap pemilihan umum diwarnai kecurangan dan pelanggaran hukum.
Namun tuduhan tersebut dibantah Presiden Dmitry Medvedev. "Pemilu berlangsung jujur, terbuka, dan demokratis," ujarnya. Tetapi sejumlah pengamat Eropa mengatakan bahwa kondisi di lapangan tak seperti yang dinyatakan oleh Presiden Medvedev. "Kondisi di lapangan justru sebaliknya, banyak manipulasi termasuk pencurian kotak suara."
Bila dibandingkan dengan penampilan Putin sejak berkuasa 1999, kali ini perolehan suara partai pimpinannya menurun. Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum Pusat, Rusia Bersatu kehilangan 77 kursi di State Duma, yakni hanya mendulang 238 kursi dari 450 kursi yang tersedia di Majelis Rendah.
Meskipun demikian, perolehan tersebut sudah cukup bagi Putin untuk membentuk pemerintahan. Dia berjanji akan membuat Rusia aman dan stabil.
"Rusia Bersatu telah menjadi bagian dari lembaga stabilitas politik kami dalam tahun-tahun mendatang, sehingga kemenangan yang dicapai pada pemilu kali ini tak hanya penting bagi pemerintahan, namun dalam pandangan saya, juga untuk seluruh kepentingan negeri ini," ucapnya.
Kemenangan Rusia Bersatu ditentang oleh para pesaingnya. Menurut pimpinan Partai Komunis Rusia, pemilu di Rusia kali ini merupakan tragedi terkotor sejak Uni Soviet kolaps pada 1991.
Bahkan, para pengamat di sana tak kalah galak mengkritik kecurangan pemilu Rusia. "Banyak warga Rusia melakukan pencoblosan dengan cara-cara melawan sistem dan Putin adalah kepala sistem tersebut," sindir Stanish Kucher, seorang pengamat kepada stasiun radio FM, Kommersant.
AL ARABIYA | CA
Berita terkait
Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri
13 November 2017
Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.
Baca SelengkapnyaRusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara
17 Oktober 2017
Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.
Baca SelengkapnyaROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir
29 September 2017
ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..
Baca SelengkapnyaBerkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap
27 September 2017
Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.
Baca SelengkapnyaRusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik
6 September 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik
Baca SelengkapnyaPresiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika
1 September 2017
Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.
Baca SelengkapnyaDuta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang
24 Agustus 2017
Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum
Baca SelengkapnyaLiburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin
6 Agustus 2017
Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.
Baca SelengkapnyaPutin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun
31 Juli 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.
Baca SelengkapnyaKucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak
27 Juli 2017
Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.
Baca Selengkapnya