TEMPO Interaktif, Moskow - Kendati dukungan masyarakat terhadap partai Perdana Menteri Vladimir Putin turun, partai ini tetap memenangkan Pemilu Rusia. Namun, Partai Komunis Rusia menuduh terjadi penipuan massa.
Dalam pernyataan yang dilaporkan media massa, Komisi Pemilihan Umum Pusat, menyatakan bahwa partai pimpinan Perdana Menteri Valdimir Putin meraih 50 persen suara pada pemilu yang digelar pekan lalu.
Kotak suara yang telah masuk 75 persen, menyisakan 25 persen lagi, tetapi panitia pemilihan yakin bahwa Rusia Besatu bakal menguasai mayoritas kursi di parlemen, Duma. Yang mengejutkan, dukungan ini menurun dibandingkan dengan perolehan suara pada 2007 lalu yang menguasai 64 persen kursi.
"Kami menyaksikan dan berharap bahwa kami telah mendapatkan mandat mayoritas di Duma," kata Boris Gryslov, Kepala Dewan Agung Partai, kepada wartawan. Dia menambahkan, "Bisa kami katakan bahwa Rusia Bersatu bakal menjadi partai berukasa."
Sementara itu, Partai Komubis Rusia memprotes pelaksanaan pemilihan umum karena melanggar hukum, dilakukan secara tertutup, dan telah terjadi penipuan massa. "Kami telah menerima ribuan keluhan dari berbagai daerah yang menyebutkan terjadi kekerasan dan penipuan masif," ujar Wakil Ketua Partai Komunis, Ivan Melnikov.
Kelompok Pemantau Independen Rusia, Golos, mengaku telah menerima 5.300 keluhan dari para pemilih. Keluhan tersebut berisi mengenai pelanggaran hukum dan terjadi aksi kekerasan terhadap mereka.
Pemilu parlemen diikuti tujuh partai politik, yakni Rusia Bersatu, Partai Komunis, Partai Liberal Yabloko, Partai Demokratik Liberal, Just Russia, Right Cause, dan Partai Patriot Rusia. Sebanyak 3.053 kandidat dari tujuh partai tersebut akan berjuang untuk duduk di State Duma.
Perolehan suara untuk sementara sebagai berikut, Rusia Bersatu (50%), Partai Komunis Rusia (19,3%), Just Rusia (13%), Partai Demokratik Liberal Rusia (11,8%). Waratwan BBC di Moskow, Steve Rosenber, melaporkan jika perhitungan suara tersebut benar, maka kemungkinan besar jalan Putin akan mulus menjadi Presiden Rusia.
AL JAZEERA | BBC | CA
Berita terkait
Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri
13 November 2017
Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.
Baca SelengkapnyaRusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara
17 Oktober 2017
Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.
Baca SelengkapnyaROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir
29 September 2017
ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..
Baca SelengkapnyaBerkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap
27 September 2017
Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.
Baca SelengkapnyaRusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik
6 September 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik
Baca SelengkapnyaPresiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika
1 September 2017
Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.
Baca SelengkapnyaDuta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang
24 Agustus 2017
Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum
Baca SelengkapnyaLiburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin
6 Agustus 2017
Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.
Baca SelengkapnyaPutin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun
31 Juli 2017
Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.
Baca SelengkapnyaKucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak
27 Juli 2017
Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.
Baca Selengkapnya