Kaukus Perempuan ASEAN Ragukan Komitmen Myanmar

Reporter

Editor

Sabtu, 26 November 2011 13:28 WIB

Para pemimpin negara-negara ASEAN berfoto bersama dalam pertemuan ASEAN di Bali (17/11). AP/Dita Alangkara

TEMPO Interaktif, Denpasar - Kaukus Perempuan ASEAN menyayangkan keputusan KTT ASEAN yang menyerahkan kepemimpinan organisasi itu kepada Myanmar. “Belum ada pernyataan dari penguasa Myanmar bahwa mereka berkomitmen menghormati HAM dan demokrasi,” kata Rena Herdiyani dari LSM Kalyanamitra yang mewakili Indonesia dalam kaukus itu, Sabtu, 26 November 2011.

Menurut Rena, negara-negara anggota ASEAN harus bisa menekan Myanmar untuk segera melakukan perbaikan kondisi dalam negerinya, terutama mengakhiri tekanan militer terhadap kelompok-kelompok sipil. “Lebih khusus lagi tekanan terhadap kaum perempuan,” ujarnya di Denpasar, Bali.

Rena mengungkapkan bahwa dalam setahun terakhir terjadi 81 kali kasus pemerkosaan terhadap perempuan yang dilakukan oleh kelompok militer.

Selain masalah yang terjadi di Myanmar, kaukus juga menilai pemerintah negara-negara ASEAN belum cukup serius menangani masalah kekerasan terhadap perempuan. Meski sejumlah undang-undang telah dikeluarkan, tetapi tidak diikuti oleh penyediaan aparat dan penanganan yang menghormati hak-hak perempuan.

Sering kali perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual justru mengalami pelecehan berikutnya di lembaga yang seharusnya memberi perlindungan, seperti kepolisian dan kejaksaan.

Dalam kasus perkosaan, wacana yang muncul justru menimpakan kesalahan kepada kaum perempuan, terutama dikaitkan dengan cara berpakaian yang dianggap memancing birahi kaum pria. “Ini adalah posisi yang tidak adil bagi kaum perempuan,” papar Reni.

Adapun Kunthe Khan, aktivis perempuan dari Kamboja, mengatakan sebanyak 51 persen dari penduduk ASEAN adalah kaum perempuan. Namun kesempatan untuk berperan masih minoritas.

Dari 100 anggota parlemen di Kamboja, hanya 26 orang perempuan. “Ruang partisipasi pubik sangat tertutup bagi kami,” tuturnya. Akibatnya, masalah-masalah perempuan, seperti kematian ibu saat melahirkan dan pendidikan untuk perempuan, sangat terabaikan.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

10 hari lalu

Istri Anggota TNI Ditahan usai Bongkar Dugaan Perselingkuhan Suami, Perempuan Mahardhika: Darurat Pemahaman Gender

Perempuan Mahardhika mengatakan, polisi seharusnya melindungi perempuan seperti Anandira, korban perselingkuhan suami yang berani bersuara.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

7 Februari 2024

Debat Capres Singgung Isu Perempuan, Perhatikan 15 Bentuk Kekerasan Seksual

Anies Baswedan saat debat capres soroti tiga persoalan seputar isu perempuan, yakni soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan.

Baca Selengkapnya

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

6 Februari 2024

Debat Capres: Anies Baswedan Soroti Kekerasan Terhadap Perempuan, Catcalling dan Upah Setara Pria dan Wanita

Anies Baswedan soroti persoalan isu perempuan saat debat capres soal catcalling, pemenuhan daycare, kekerasan terhadap perempuan, dan upah setara

Baca Selengkapnya

KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

10 Desember 2023

KemenPPPA Minta Masyarakat Lebih Peduli jika Ada KDRT di Lingkungan

KemenPPPA mengatakan aspek pencegahan menjadi hulu dalam upaya penanganan kekerasan terhadap perempuan, termasuk KDRT.

Baca Selengkapnya

Bintang Ant-Man 3, Jonathan Majors Ditangkap atas Dugaan Kekerasan terhadap Perempuan

26 Maret 2023

Bintang Ant-Man 3, Jonathan Majors Ditangkap atas Dugaan Kekerasan terhadap Perempuan

Kronologi dugaan kekerasan terhadap perempuan hingga tanggapan dari Jonathan Majors yang dituduh melakukan pencekikan, penyerangan dan pelecehan.

Baca Selengkapnya

Argentina Penjarakan Dua Pembunuh Lucia Perez, Simbol Gerakan Ni Una Menos

24 Maret 2023

Argentina Penjarakan Dua Pembunuh Lucia Perez, Simbol Gerakan Ni Una Menos

Peradilan Argentina pernah bebaskan kedua pelaku dari tuduhan pemerkosaan Lopez dengan alasan tidak dapat dipastikan adanya persetujuan atau tidak.

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Ungkap Kekerasan oleh Mantan Pacar Jadi Kasus Tertinggi Pada 2022

7 Maret 2023

Komnas Perempuan Ungkap Kekerasan oleh Mantan Pacar Jadi Kasus Tertinggi Pada 2022

Komnas Perempuan menyatakan bahwa mantan pacar merupakan pelaku kekerasan terhadap perempuan paling tinggi pada 2022.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Perempuan Internasional 2023, Komnas Perempuan Sebut Aduan Kasus Kekerasan Naik

7 Maret 2023

Sambut Hari Perempuan Internasional 2023, Komnas Perempuan Sebut Aduan Kasus Kekerasan Naik

Komnas Perempuan menyambut Hari Perempuan Internasional dengan merilis catatan tahunan.

Baca Selengkapnya

Komnas Perempuan Sebut Mahasiswi UPH Sempat Cabut Laporan Penganiayaan, Diduga Ada Korban Lain

20 Februari 2023

Komnas Perempuan Sebut Mahasiswi UPH Sempat Cabut Laporan Penganiayaan, Diduga Ada Korban Lain

Komnas Perempuan minta polisi usut kasus ini karena gradasinya tidak hanya penganiayaan fisik, tapi bisa juga ada kekerasan seksual.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Lupercalia, Festival Pagan Romawi Kuno Cikal Bakal Hari Valentine

10 Februari 2023

Kontroversi Lupercalia, Festival Pagan Romawi Kuno Cikal Bakal Hari Valentine

Festival Pagan Lupercalia adalah salah satu festival paganisme di Eropa. Festival itu dipercaya sebagai cikal bakal hari Valentine

Baca Selengkapnya