TEMPO Interaktif, Santiago - Arkeolog menemukan sedikitnya 75 fosil paus purba di Gurun Atacama, Cile. Sebagian dari fosil yang diperkirakan hidup lebih dari 2 juta tahun silam ini masih memiliki rangka utuh.

"Kami sedang mempelajari bagaimana paus seukuran bus ini bisa mati berkumpul di Atacama," kata Mario Suarez, pimpinan Paleonthological Museum di Kota Caldera, Cile, seperti dimuat dalam AP, 19 November 2011.

Sejumlah ahli menduga kematian hewan yang berhabitat di pantai Pasifik, Amerika Selatan, ini akibat terdampar, terjebak badai, atau longsor di sebuah laguna. Tapi faktanya, saat ditemukan, paus-paus itu mati dalam posisi berjajar satu sama lain.

Kini, para peneliti dari Cile bersama peneliti Smithsonian Institution mulai menggali salah satu situs purbalaka terbesar dunia yang menyimpan fosil paus prasejarah. Sebelumnya, para ahli mengatakan telah menemukan sekelompok fosil paus prasejarah di Peru dan Mesir. Namun fosil di Cile ini lebih menonjol dalam ukuran, jumlah, dan tulang-tulangnya yang masih awet.

"Saya menduga mereka mati pada waktu bersamaan," jelas Nicholas Pyenson, kurator fosil mamalia laut dari Smithsonian National Museum of Natural History. Pyenson dan Suarez bekerja sama memimpin penelitian terhadap fosil paus tersebut.

Mengenai bagaimana caranya paus-paus itu bisa mati pada waktu hampir bersamaan, Pyenson berkata, "Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kematian paus dan kami masih menguji hipotesis yang berbeda-beda itu." Para ilmuwan belum mempublikasikan temuan mereka tentang tempat fosil dan sisa-sisanya yang mulai muncul pada bulan Juni 2010 itu.

ILHAM