TEMPO Interaktif, Philadelphia - Bryon Widner harus menjalani puluhan operasi selama berbulan-bulan untuk menghapus tato rasis yang memenuhi wajah dan lehernya.
Sebelumnya, tato rasis itu telah membuatnya terkenal di kalangan ekstrem kanan Amerika. Tapi, dia harus menghadapi masalah tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena tato rasis itu.
Mantan rasis, pendiri geng skinhead Vinlanders di Ohio itu, memulai serangkaian dari 25 operasi yang memakan waktu 16 bulan dan menelan biaya US$ 32,400 (Rp 287 juta).
Istri Widner, Julie, mengatakan proses untuk menghilangkan tato itu adalah sebuah perjalanan yang panjang dan menyakitkan. Dia khawatir Widner akan mengambil langkah drastis untuk menghapus tato saat pasangannya itu berjuang untuk membayar prosedur itu.
"Kami telah melangkah jauh," katanya. "Kami telah meninggalkan gerakan itu, telah membentuk kehidupan keluarga yang baik. Kami memiliki begitu banyak untuk hidup. Saya pikir ada seseorang di luar sana yang akan membantu kami."
"Saya benar-benar siap untuk menyiram wajahku dengan larutan asam," kata Widner.
Julie kemudian melakukan sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan dalam kehidupan mereka sebelumnya dan mendekati seorang pria kulit hitam untuk meminta bantuan.
Daryle Lamont Jenkins menjalankan sebuah kelompok anti-kebencian One People's Project di Philadelphia yang membuat Widner berhubungan dengan neo-Nazi yang telah tereformasi.
"Tidak peduli siapa dia sebelumnya atau apa yang dia yakini," kata Jenkins. "Dia adalah istri dan ibu yang siap untuk melakukan apa pun untuk keluarganya."
TELEGRAPH | EZ
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya