TEMPO Interaktif, GAZA:-Sebuah tim gencatan senjata dari Mesir bertugas setelah meletupnya kekerasan berdarah antara Israel dan militan Gaza yang menewaskan sembilan pria bersenjata Palestina dan seorang warga sipil Israel.
Para pejabat Mesir membantah laporan sebelumnya bahwa upaya mereka mengamankan gencatan senjata selepas tengah malam telah gagal. Menurut Angkatan Pertahanan Israel (IDF), sedikitnya 11 roket ditembakkan ke Israel kemarin, selain 20 roket pada Sabtu pekan lalu ke kota-kota sebelaha selatan, yakni Ashdod, Ashkelon, Gan Yavne, dan Be'er Sheva.
IDF membenarkan upaya-upaya telah dilakukan untuk mencapai gencatan senjata. Seorang sumber dari Jihad Islam, yang mengaku bertanggungjawab, bilang bahwa kelompoknya menyambut upaya mediasi Kairo. “Jika agresi (Israel) dihentikan, kami akan juga kalem,” ujar Abu Ahmed, pemimpon sayap bersenjata Jihad Islam kemarin. “Keputusan itu datang setelah upaya-upaya Mesir untuk melunakkan perlawanan faksi-faksi, khususnya para pemimpin Jihad Islam di Damaskus.”
Seiring dua pihak menunggu dan mencermati situasi apakah ketenangan dapat dilalui, sekolah-sekolah di Israel dalam radius 40 kilometer dari Jalur Gaza ditutup untuk hari ini, dan polisi bersiap dalam level siaga 1.
Kekerasan berdarah mulai Sabtu siang lalu ketika lima anggota militan Jihad Islam terbunuh dalam serangan udara Israel di Rafah, selatan Gaza. Dalam serbuan lanjutan, empat aktivis Jihad juga tewas dan lima lainnya terluka dalam beberapa gempuran jet-jet tempur Israel. Adapun di Israel, seorang pria berusia 50-an tahun tewas akibat terluka parah setelah sebuah roket menghantam kota pelabuhan Ashkelon. Dua hari baku saling serang ini mengancam proses perdamaian Timur Tengah yang digulirkan lagi.
Haaretz | Reuters | AP | dwi arjanto
Berita terkait
Mesir Blokir Situs Human Right Watch karena Rilis Penyiksaan Bui
8 September 2017
Mesir memblokir situs Human Rights Watch sehari setelah organisasi tersebut merilis laporan tentang penyiksaan sistematis di penjara negara itu
Baca SelengkapnyaMesir Pulangkan 2 Mahasiswa Indonesia Setelah Ditahan Satu Bulan
31 Agustus 2017
Pada 30 Agustus 2017, Kedutaan Besar RI di Kairo menerima informasi dari kantor pusat Imigrasi Mesir bahwa pemerintah Mesir menyetujui pemulangan.
Baca SelengkapnyaPPMI: Mesir Tahan 2 Mahasiswa Asal Sumatera Barat
10 Agustus 2017
Presiden Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir Pangeran Arsyad Ihsanul Haq mengatakan 2 mahasiswa Sumatera Barat ditahan polisi Mesir
Baca SelengkapnyaMesir Punya Pangkalan Militer Terbesar di Timur Tengah dan Afrika
24 Juli 2017
Pangkalan militer Mesir terbesar di Timur Tengah dan Afrika berlokasi di kota El Hammam, di sebelah barat Alexandria.
Baca SelengkapnyaBeri Anak Nama Asing, Orang Tua di Mesir Terancam Dibui
15 Juni 2017
Para orang tua di Mesir terancam dipenjara hingga enam bulan lamanya jika memberi nama asing atau Barat kepada bayi mereka.
Gerombolan Bertopeng Tembaki Bus Umat Kristen Koptik, 28 Tewas
27 Mei 2017
Gerombolan pria bersenjata, bertopeng, dan berseragam militer menyerang bus yang mengangkut umat Kristen Koptik Mesir, 23 orang tewas.
Baca SelengkapnyaTuduh Seorang Pendakwah Murtad, Rektor Al Azhar Dipecat
8 Mei 2017
Rektor Universitas Al-Azhar Ahmed Hosni Taha dipecat karena melabeli seorang pendakwah dengan istilah murtad
Baca SelengkapnyaMesir Membebaskan Pemimpin Ikhwanul Muslimin Hassan Malek
6 Mei 2017
Malek yang menjalani tahanan rumah sekjak Oktober 2015.
Baca SelengkapnyaMesir Menyambut Baik Zona Aman di Suriah Usulan Rusia
5 Mei 2017
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Baca SelengkapnyaSeniman Mesir Menulis Quran Terbesar di Dunia
4 Mei 2017
Saad Mohammed asal Mesir membutuhkan waktu tiga tahun untuk menulis Al Quran terbesar di dunia.
Baca Selengkapnya