FBI Selidiki Kemungkinan Saudi Arabia Terlibat Aksi Teroris 11 September

Reporter

Editor

Kamis, 18 Desember 2003 09:15 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Biro Penyidik Federal AS (FBI) sedang menyelidiki kemungkinan terlibatnya pemerintah Saudi Arabia dalam mendanai serangan teroris 11 September 2001. Kemungkinan ini diselidiki setelah ditemukannya bukti adanya arus dana dari pejabat tinggi negeri itu kepada dua dari 15 pembajak yang meluluhlantakkan menara kembar World Trade Center dan Pentagon itu. Demikian dijelaskan oleh seorang pejabat senior Gedung Putih, Sabtu (23/11), waktu setempat. Bukti-bukti yang ditemukan, menurut pejabat itu, mengindikasikan adanya arus dana kepada Khalid al-Mihdhar dan Nawaf al-Hazmi, yang membajak pesawat American Airlines bernomor penerbangan 77 yang jatuh di Pentagon, dari seorang anggota Kerajaan Saudi, Putri Haifa Al-Faisal, putri dari Raja Faisal, yang menikah dengan Dubes Saudi untuk AS, Pangeran Bandar bin Sultan. Sementara itu, sebuah investigasi yang dilakukan mingguan Newsweek, menyebutkan jumlah dana itu mencapai US$ 3,500 yang dikirim per bulan, mengalir dari rekening sang putri di Riggs Bank, Washington. Uang itu dikirimkan kepada Umar Al-Bayoumi, seorang warga negara Saudi yang sedang belajar di San Diego, California, sejak awal 2000. Dia diduga berteman dengan Al-Mihdhar dan Al-Hazmi. Setelah Al-Bayoumi meninggalkan AS pada pertengahan 2001, pembayaran diteruskan Usamah Bassnan, teman lainnya dari Al-Bayoumi dan pembajak itu. Menurut Michael Isikoff, penulis artikel itu di Newsweek, Al-Bayoumi dan Bassnan sempat membantu para pembajak memperoleh apartemen, membayari sewanya, dan memperkenalkan mereka dengan komunitas Islam di San Diego. "Tidak ada penjelasan mengapa seorang pejabat tinggi, atau istri seorang pejabat tinggi, memberikan uang kepada seorang yang kelihatannya tidak ada apa-apanya di San Diego," kata Isikoff kepada kantor berita CNN dalam acara "NewsNight". Menyusul pemberitaan ini, Adel al-Jubeir, penasihat luar negeri Putra Mahkota Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz, secara tegas membantah keterkaitan antara pemerintahnya dengan pembajak. "Tidak ada bukti keterkaitan itu," katanya kepada CNN dalam sebuah wawancara dari Riyadh. Al-Jubeir menyayangkan mengapa sebuah investigasi yang sedang berlangsung bisa dipublikasikan sehingga menimbulkan kesimpulan seolah-olah pemerintah Kerajaan Saudi bekerja sama dengan teroris untuk menghantam AS. Padahal menurutnya Saudi adalah negara yang berada di samping AS dalam hal tidak mengampuni anggota Al-Qaidah dan teroris lain. "Tidak mengherankan bahwa presiden dan menteri luar negeri dan semua pejabat senior Anda secara konsisten, dan on the record, telah menyatakan bahwa Saudi yang paling bekerja sama atas hal ini," kata dia. Karena itu, tambahnya, tuduhan itu sama saja dengan mengatakan negerinya membiayai orang yang akan membunuh mereka. Menurut Al-Jubeir, tidak ada pembayaran langsung yang pernah terjadi oleh Putri Haifa kepada baik Al-Bayoumi atau Bassnan. Investigasi internal yang dilakukan pihaknya menemukan bahwa putri itu secara teratur mengirimkan bantuan amal kepada seorang wanita bernama Magda Ibrahim Ahmed. Sementara sang wanita kemudian menyalurkan sedikitnya lebih dari setengah uang itu kepada baik Usama Bassnan atau Umar al-Bayoumi. FBI, kata dia, sempat ikut membantu penyelidikan lebih lanjut mengenai hal itu, enam bulan yang lalu. Akan tetapi pihaknya, menurut Al-Juberi, belum mengetahui siapa sesungguhnya Magda Ibrahim, dan mengapa dia ada dalam daftar penerima sumbangan Putri Haifa. Sementara Putri Haifa sendiri digambarkannya lebih sebagai wanita dermawan yang sangat perhatian terhadap kesejahteraan warga negara Saudi di luar negeri. (CNN/AFP/Deddy Sinaga)

Berita terkait

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

6 menit lalu

Sosialisasi Empat Pilar MPR, Bamsoet Ingatkan Sisi Gelap Kemajuan Teknologi

Hasil survei Digital Civility Index oleh Microsoft tahun 2020, menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling 'tidak sopan' di kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

11 menit lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

12 menit lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

12 menit lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

19 menit lalu

Zulhas Dukung Presidential Club Usulan Prabowo

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas mendukung usulan pembentukan presidential club dari presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Pemeran Film The Idea of You

20 menit lalu

Pemeran Film The Idea of You

Film The Idea of You tayang di Prime Video pada 2 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

29 menit lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ Sempat Alami Putus Koneksi

33 menit lalu

Pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ Sempat Alami Putus Koneksi

Sampai hari ini, ada sekitar 95 persen peserta yang mengikuti UTBK.

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

42 menit lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

48 menit lalu

Prabowo-Gibran: Soal Kabinet hingga Pesan dari Luhut

Luhut menyampaikan pesannya kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih periode 2024-2029, untuk tidak membawa orang toxic ke dalam kabinet

Baca Selengkapnya