TEMPO Interaktif, Bandung - Konferensi anak dan pemuda internasional Tunza tentang lingkungan global di Bandung ditutup oleh Menteri Lingkungan Hidup Gusti M. Hatta di Gedung Merdeka, Sabtu malam, 1 Oktober 2011.
Pertemuan selama 5 hari yang diikuti 1.000 lebih peserta dari 126 negara itu melahirkan Deklarasi Bandung. Inilah seruan generasi mendatang soal lingkungan hingga korupsi untuk para pemimpin dunia yang akan membahas masalah Bumi di konferensi tingkat tinggi Rio de Janeiro, Brasil, pada 4-6 Juni 2012.
Pada salah satu bagian deklarasi tertulis:
1. Masa depan planet kita - masa depan kita - berada dalam bahaya. Generasi kita telah melihat tanda-tanda peringatan di Rio 1992 menjadi kenyataan yang harus dihadapi pada Rio +20: kemiskinan, perubahan iklim, polusi berbahaya, dan pengurasan sumber daya alam, adalah semua pola pembangunan kita yang tidak berkelanjutan.
2. Kita merasa, memahami, dan tahu bahwa kita tidak bisa menunggu generasi yang lain sampai Rio +40, sebelum kita bertindak.
3. Kita akan pengaruhi pemerintah untuk membuat Rio +20 Earth Summit sebagai prioritas utama. Kami akan mengidentifikasi posisi pemerintah kami, mendengarkan komitmen mereka, dan memegang tanggung jawab mereka kepada kita.
4. Kami akan menuntut agar pemerintah kita, para pemimpin dari sektor swasta dan kelompok masyarakat sipil, menghadiri KTT dan membuat komitmen yang ambisius sekarang.
5. Kami akan menyerukan kepada pemerintah untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan pembangunan berkelanjutan yang juga mengarah ke pemberantasan kemiskinan dan didukung oleh mekanisme penegakan kebijakan yang kuat.
6. Memakai banyak gaya hidup berkelanjutan dan mendidik masyarakat lokal dan masyarakat adat untuk berbagi pengetahuan pada tingkat yang sama. Semua dimulai dengan tindakan individu dan kami berkomitmen untuk mengurangi jejak ekologi kita pribadi.
7. Kami akan mengajar dan mendorong satu sama lain untuk menjadi konsumen yang bertanggung jawab menggunakan semua alat yang tersedia. Namun banyak orang muda tetap tidak menyadari masalah lingkungan dasar karena sekolah tidak memadai.
8. Kita akan menuntut bahwa pendidikan dan kesadaran lingkungan menjadi kewajiban dalam setiap kurikulum sekolah kami.
9. Kita juga tahu bahwa itu tidak berhenti di situ. Kita harus mendukung reformasi tata pemerintahan nasional dan lokal juga.
10. Kami percaya bahwa pemerintahan yang baik di negara bagian, provinsi, dan tingkat kota harus mengamankan akses publik terhadap informasi dan keadilan lingkungan, melibatkan semua pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan, juga mempertimbangkan pandangan dan pendapat dari minoritas, orang miskin, buta huruf, dan orang-orang muda pengangguran. Serta memerangi korupsi di mana pun itu ada dan melindungi serta membela hak-hak generasi muda dan masa depan.
ANWAR SISWADI
Berita terkait
Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim
26 Juni 2018
Aktivis lingkungan meminta hakim mengakomodasi dampak perubahan iklim ketika menyidangkan gugatan izin pembangunan PLTU batubara.
Baca SelengkapnyaStephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus
4 Juli 2017
Stephen Hawking menilai tindakan Trump mundur dari Kesepakatan Iklim Paris bisa membuat Bumi menjadi seperti Venus dengan suhu 250 derajat.
Baca SelengkapnyaDunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris
2 Juni 2017
Para pemimpin dunia mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian iklim Paris 2015.
Baca SelengkapnyaDonald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim
2 Juni 2017
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari perjanjian perubahan iklim yang disepakati di Paris pada 2015.
Baca SelengkapnyaElon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris
1 Juni 2017
Elon Musk mengumumkan jika Presiden Trump mundur dari kesepakatan internasional Paris, dia akan mundur dari semua dewan penasihat Gedung Putih.
Baca SelengkapnyaTeken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara
23 April 2016
Setelah meneken Paris Agreement, pemerintah harus implementasikan pembangunan rendah karbon.
170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu
23 April 2016
Respon terbaru dunia terhadap peningkatan suhu, naiknya permukaan air laut dan dampak lain dari perubahan iklim.
Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC
1 Februari 2016
KLHK menggelar Festival Iklim di Jakarta Convention Center (JCC) pada 1-4 Februari 2016, agar semua pihak mengerti kesepakatan COP 21 di Paris.
Baca SelengkapnyaFestival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris
31 Januari 2016
Festival pada 1-4 Februari ini diadakan KLHK, Pemerintah Norwegia dan UNDP Indonesia.
Baca SelengkapnyaSiti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement
18 Desember 2015
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pastikan Indonesia akan jalankan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement.
Baca Selengkapnya