Strauss-Kahn Diputus Bebas

Reporter

Editor

Rabu, 24 Agustus 2011 13:12 WIB

REUTERS/Allison Joyce

TEMPO Interaktif, New York - Pengadilan New York, Amerika Serikat, telah memutus bebas mantan Direktur IMF, Dominique Strauss-Kahn (DSK), dari tuduhan pelecehan seksual terhadap pelayan hotel. Menyambut putusan ini, Strauss-Kahn lega.

Bagi dia, kasus ini adalah mimpi buruk. "Ini adalah akhir dari siksaan. Saya lega demi istri, anak, dan kerabat saya," ujar Strauss-Kahn. "Saya berencana kembali ke negara saya, tetapi ada beberapa hal kecil dulu yang harus dibereskan."

DSK, panggilan Strauss-Kahn, pantas lega. Dia dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap pelayan sebuah hotel di New York yang bernama Nafissatou Diallo. Tak hanya kehilangan pekerjaan, DSK juga kehilangan reputasi.

Kebebasan DSK ini dibalas dengan gugatan civil lawsuit dari kuasa hukum Diallo. Pengacara Diallo menuduh media dan otoritas setempat karena telah mengacaukan penilaian penuntut umum.

Usai menuntut DSK, Diallo memang menjalani serangkaian wawancara dengan sejumlah media. Situasi ini menyebabkan jaksa kehilangan kepercayaan terhadap kredibilitas Diallo. Pengacara Diallo, Kenneth Thompson, menuturkan kliennya sudah diabaikan.

Jaksa Penuntut Umum Benjamin Brafman, Senin lalu, menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam hubungan Diallo dan DSK. Meskipun pengacara Diallo sudah mengajukan sejumlah bukti, termasuk bukti DNA, bahwa sperma DNA ada di baju kerja Diallo. "Saya bisa katakan di depan pengadilan terbuka ini bahwa tidak ada paksaan dalam kasus ini," ujar Benjamin.

Lolos dari hukuman di Amerika Serikat, ternyata DSK harus membangun kembali reputasinya di Prancis. Di negara dengan Ibu Kota Paris ini, DSK sudah dicap sebagai "The Great Seducer" atau Sang Penggoda. Belum ada posisi yang jelas bagi DSK di Prancis.

DSK memang pernah berencana maju untuk jadi presiden melalui Partai Sosialis Prancis. Namanya memimpin survei calon presiden sebagai kandidat yang terkuat. Hingga kini pun popularitas DSK di tingkat partai tak menyusut. Bahkan mantan Sekretaris Partai Sosial, Francois Hollande, masih berupaya untuk membawanya kembali ke partai.

"Jika kalian bertanya apa perasaan saya, saya rasa apa pun yang orang bilang, seseorang dengan pengalaman seperti DSK layak melayani negeri ini," ujar Francois.

Sayangnya, kebebasan hukum di Amerika Serikat belum bebas benar bagi DSK. Di Prancis, ia mungkin akan menghadapi pemeriksaan pelecehan seksual terhadap seorang jurnalis dan penulis, Tristane Banon. Tristane menuduh DSK telah memperkosanya. DSK sendiri menyangkal klaim Banon. Ia menuduh Banon hanya berfantasi saja.

EURONEWS.COM | DAILYSTAR.COM | DIANING SARI








Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya