Australia Minta Qadhafi Diseret ke Mahkamah Internasional

Reporter

Editor

Senin, 22 Agustus 2011 13:10 WIB

Perdana Menteri Australia, Julia Gillard. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO Interaktif, Canberra - Australia meminta Muammar Qadhafi turun dari jabatannya dan diseret ke Mahkamah Internasional. Pemimpin Libya ini dianggap telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia selama 41 tahun memimpin negeri tersebut.

Perdana Menteri Australia Julia Gillard mengatakan kini para pemimpin pemberontak sudah siap menguasai negara dan merayakan kemenangannya mereka di jalan-jalan untuk mengakhiri rezim Qadhafi.

"Kami akan terus mencari jalan keluar untuk menyeret Kolonel Qadhafi ke Mahkamah Internasional atas kejahatan yang diperbuatnya," ujar Gillard kepada wartawan di Canberra, Senin, 22 Agustus 2011.

"Kami juga akan terus mendukung keinginan rakyat Libya untuk hidup dalam kedamaian dan menegakkan demokrasi," tambahnya.

Selama ini Australia merupakan salah satu sekutu dekat Amerika Serikat yang memberikan dukungan penuh atas pelarangan terbang di atas langit Libya. Juni lalu, Mahkamah Internasional di Hague mengeluarkan perintah penahanan terhadap Kolonel Muammar Qadhafi karena didakwa melakukan kejahatan kemanusiaan ketika pasukan keamanan pemerintah menumpas para demonstran.

Perintah penangkapan juga berlaku bagi putra Qadhafi, Saif al-Islam Qadhafi dan Kepala Badan Intelijen Abdullah al-Senussi. Mereka dituduh oleh pengadilan sebagai otak di belakang pembunuhan para pemberontak.

REUTERS | CA



Berita terkait

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.

Baca Selengkapnya

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.

Baca Selengkapnya

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.

Baca Selengkapnya

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.

Baca Selengkapnya

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.

Baca Selengkapnya

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.

Baca Selengkapnya

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."

Baca Selengkapnya

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).

Baca Selengkapnya