TEMPO Interaktif, Washington - Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama pada Senin, 22 Agustus 2011 menyatakan rezim Muammar Qadhafi yang telah berkuasa di Libya selama 42 tahun telah berakhir. Komentar ini ia sampaikan setelah kelompok pemberontak semalam menguasai ibu kota Tripoli dan menahan tiga putra Qadhafi, yakni Muhammad, Syaiful Islam, dan Saadi.
“Malam ini, momentum melawan rezim Qadhafi telah mencapai titik ujung. Rezim Qadhafi sedang menunjukkan tanda-tanda kejatuhan,” kata Obama dalam pernyataan tertulisnya.
Sejak revolusi dimulai di Libya, Obama menunjukkan dukungan terhadap kelompok pemberontak. Bahkan, selama sepekan, Amerika memimpin pasukan NATO untuk membombardir basis-basis pertahanan pasukan Qadhafi.
Obama nenegaskan cara terbaik untuk mengakhiri pertumbahan darah di Libya sangat mudah. “Muammar Qadhafi dan rezimnya perlu mengakui kekuasaan mereka telah berakhir,” ujarnya. Ia menyatakan pula Qadhafi juga harus menyadari ia tidak lagi mengontrol Libya dan mesti mundur dari kekuasaan.
Ia mengatakan Amerika akan terus bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk melindungi Libya dan memastikan proses pergantian kekuasan berjalan dengan damai.
TELEGRAPH/FAISAL ASSEGAF
Berita terkait
Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas
10 September 2018
Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.
Baca SelengkapnyaTrump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara
18 Mei 2018
Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.
Baca SelengkapnyaSempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan
11 Juni 2017
Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.
Baca SelengkapnyaISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya
28 Februari 2017
Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.
Baca SelengkapnyaBulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya
22 Februari 2017
Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.
Baca SelengkapnyaLibya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa
5 Februari 2017
Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.
Baca SelengkapnyaGara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas
21 November 2016
Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.
Baca SelengkapnyaTragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper
3 Oktober 2016
"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."
Baca SelengkapnyaLibya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS
17 Agustus 2016
"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.
Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya
2 Agustus 2016
Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).
Baca Selengkapnya