Kuwait dan Bahrain Tarik Dubesnya dari Suriah  

Reporter

Editor

Selasa, 9 Agustus 2011 12:04 WIB

Tentara Suriah. AP/ Tellawi Bassem

TEMPO Interaktif, Beirut - Kuwait dan Bahrain bergabung dengan komunitas internasional mengutuk kekerasan berdarah yang menelan ratusan jiwa di Suriah. Kedua negara ini juga mengamini sikap Arab Saudi untuk menarik duta besarnya dari Damaskus.

Namun Presiden Suriah Bashar al-Assad bergeming dengan segala tekanan internasional. Bahkan, putera bekas Presiden Hafez al-Assad itu justru mencopot jabatan Menteri Pertahanan. Ia digantikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat.

Menurut laporan kantor berita SANA, Jenderal Ali Habib yang memegang jabatan Menteri Pertahanan sejak 2009 dipindahkan dari posnya dengan alasan kesehatan. Tapi para pengamat tak percaya begitu saja alasan penggantian tersebut. Mereka yakin bahwa alasan pencopotan itu karena Jenderal Habib tak happy atas berbagai kerusuhan yang menelan banyak jiwa.

SANA melaporkan, posisi Jenderal Habib selanjutnya ditempati oleh Jenderal Dawoud Rajha, seorang penganut Kristen berusia 64 tahun. Namun kantor berita ini tak menyebutkan siapa bakal menempati kedudukan yang ditinggalkan Jenderal Rajha sebagai Kepala Staf Angkatan Darat. Wakil Jenderal Rajha saat ini adalah Mayor Jenderal Asser Shawka yang menikah dengan adik kandung Assad, Busrha.

Dalam kerusuhan yang menimbulkan banyak korban jiwa di Suriah, terutama di Kota Hama, militer sangat berperan dalam aksi tersebut. Mereka menembaki kota-kota itu dengan senjata berat dan tank.

Ahad, 7 Agustus 2011 lalu, militer memberondong Deir Al-Zour dengan tembakan tank dan senjata berat, sehari setelah di kota itu terjadi insiden berdarah yang menewaskan sedikitnya 24 orang. Sedangkan di Kota Deraa, jelas beberapa aktivis, pasukan keamanan Suriah membunuh sedikitnya tiga orang di kuburan umum.

Aksi protes damai yang disambut nyalak senjata mendapatkan kecaman tajam dari negara-negara Barat dan Arab. Penguasa Dua Masjid Suci, Raja Abdullah, memerintahkan penarikan Duta Besar Arab Saudi dari Damaskus, Ahad kemarin, seraya meminta Presiden Assad menghentikan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri.

"Hentikan mesin pembunuh dan kematian sebelum terlambat," ujar Raja sekaligus menyerukan agar Pemerintah Suriah memperkenalkan "secepatnya perubahan menyeluruh dan reformasi" kepada masyarakat.

Sikap Arab Saudi disusul sekutu dekatnya, Kuwait. Negeri ini meminta Menteri Luar Negeri Sheikh Mohammed Al-Sabah mengumumkan agar seluruh negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menarik duta besarnya dari Damaskus. Kuwait mengutuk kerusuhan berdarah di Suriah. Jiran Kuwait, Bahrain, mengambil sikap yang sama. Sheikh Mohammed mengatakan menteri luar negeri dari enam negara anggota GCC segera bertemu untuk membicarakan krisis di Suriah.

ARAB NEWS | CA


Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya