TEMPO Interaktif, London - Apple Inc ternyata memiliki kas saldo yang lebih besar dari anggaran di pemerintah Amerika Serikat. Data terakhir dari Departemen Keuangan Amerika Serikat menunjukkan Negeri Abang Sam ini memiliki kas saldo US$ 73,7 miliar (Rp 624,9 triliun), sementara Apple memiliki kas US$ 76,4 miliar (Rp 647,8 triliun).
Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat bakal melakukan pemungutan suara mengenai udang-undang guna meningkatkan plafon utang mereka. Dengan undang-undang tersebut, pemerintah Amerika bisa meminjam uang lebih banyak untuk menutupi pengeluaran.
Jika gagal memperjuangkan agar plafon utang dinaikkan dari batas atas yang ada saat ini sebesar US$ 14,3 triliun (Rp 121 ribu triliun), pemerintah federal Amerika Serikat bakal kesulitan membayar utang dan peringkat kredit mereka terancam turun dari AAA.
Amerika Serikat saat ini memiliki pengeluaran sekitar US$200 miliar lebih dari pendapatan mereka tiap bulan. Sementara, Apple terus meraup keuntungan.
Dalam satu kuartal yang berakhir 25 Juni, pendapatan bersih Apple meningkat 125 persen dari setahun sebelumnya mencapai US$ 7,31 miliar (Rp 61,9 triliun).
Dengan lebih dari US$ 75 miliar (Rp 636 triliun) yang berada di bank atau aset lain, banyak spekulasi mengenai apa yang akan dilakukan Apple dengan fulus tersebut. "Apple merahasiakan kartunya dekat dengan dadanya," ujar Daniel Ashdown, seorang analis dari Juniper Research.
Para pengamat industri memprediksi Apple sedang merancang sebuah strategi untuk mengakuisisi bisnis lain dan mendapatkan hak paten beberapa teknologi.
Menurut Ashdown, toko buku Barnes and Noble serta situs film dalam jaringan (online) Netfix disebut-sebut sebagai target yang diincar Apple.
BBC| KODRAT
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya